THE ASIAN POST, JAKARTA – Tren perusahaan-perusahaan rintisan atau start-up untuk “bakar uang” tampak mulai memudar. Beberapa perusahaan rintisan mulai melakukan perampingan bisnis di tengah terguncangnya perekonomian global. Apakah sudah saatnya bagi para perusahaan start-up untuk tak hanya bergantung pada dana investor?
Pada September lalu, salah satu start-up lokal, Bukalapak melakukan pengurangan karyawan. Pengurangan ini dipicu oleh kucuran dana investor yang rendah karena perlambatan ekonomi global. Dikutip dari InfobankNews.com, Direktur Riset Centre of Economic Reform (CORE), Piter Abdullah mengatakan bahwa para investor masih menunggu ketidakpastian ekonomi global.
“Memang di tengah perlambatan ekonomi global, saat ini aliran modal masuk ke startup diduga melambat karena investor cenderung lebih berhati-hati,” kata Piter di Jakarta (13/09).
Piter menambahkan bahwa saat ini hampir semua startup berstatus unicorn masih bergantung pada cashflow dari aliran modal investor dan belum bisa berharap dari keuntungan.
Tak hanya start-up lokal, beberapa start-up internasional juga ramai-ramai melakukan perampingan bisnis. Zomato, perusahaan India yang bergerak dibidang kuliner turut memberhentikan 10 persen karyawan perusahaannya atau sebanyak 540 karyawan pada September lalu. Dikutip dari Economic Times, Sebelumnya, Zomato telah melakukan PHK pada 60 karyawannya pada Agustus lalu.
Zomato tak sendirian, start-up raksasa seperti Uber dan WeWork juga kompak melakukan pengurangan karyawan. Uber merumahkan 436 karyawannya sedangkan WeWork merumahkan 300 karyawannya. PHK yang masif dilakukan ini menjadi pengingat bahwa perusahaan rintisan tak selamanya menjadi perusahaan berdana besar yang jauh dari kata “PHK.”
“Ini yang harus disadari bahwa dana yang dimiliki startup bisa saja habis. Ke depan, bisa terjadi PHK di startup lain dan ini adalah hal biasa bagi sebuah perusahaan. Contohnya banyak perusahaan ritel konvensional yang tutup dan PHK karyawannya. PHK bisa dilakukan perusahaan apa saja,” jelas Ketua Umum Indonesia E-commerce Association (idea) Ignatius Untung. (Evan Yulian Philaret)