Kinerja Q3-2019 Astra Membuat Investor Kecewa
THE ASIAN POST, JAKARTA – Saham PT Astra International Tbk (ASII) terkoreksi pada perdagangan pagi ini. Para investor sepertinya dibuat kecewa dengan kinerja keuangan perseroan yang terus melambat selama 9 bulan belakangan ini.
Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan harga saham Astra International turun 1,8% ke level Rp 6.825 per unit. Volume saham yang ditransaksikan ialah 1,89 juta unit senilai Rp 13,04 miliar. Sementara itu, investor asing tercatat membukukan jual bersih Rp 902,16 juta di seluruh pasar.
Kinerja keuangan Astra yang tertekan selama sembilan bulan 2019 ini membuat harga saham produsen otomatif ini ambles 17,02%. Kemarin, Astra merilis kinerja keuangan hingga kuartal III-2019, dengan laba bersih per September 2019 sebesar Rp 15,87 triliun, turun 7,03% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 17,07 triliun.
Pada Q3-2019 ini, pendapatan induk Grup Astra hanya naik 1,24% menjadi Rp 177,04 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp 174,88 triliun. Pendapatan terbesar dari penjualan barang sebesar Rp 120,82 triliun, turun dari sebelumnya Rp 121,54 triliun. Kenaikan terjadi pada sektor jasa dan sewa menjadi Rp 41,15 triliun dari sebelumnya Rp 39,04 triliun.
Adapun pada bisnis jasa keuangan, pendapatan Astra naik tipis menjadi Rp 15,97 triliun dari Rp 14,31 triliun. Beban pokok pendapatan turut naik menjadi Rp 139,67 triliun dari Rp 138,18 triliun. Dari sisi beban lainnya, beban keuangan juga naik menjadi Rp 3,30 triliun dari sebelumnya Rp 2,12 triliun.
Sebagai informasi tambahan, pada semester I-2019, laba bersih Grup Astra turun 6% menjadi Rp 9,8 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 10,38 triliun. Penurunan kontribusi dari divisi otomotif dan agribisnis ditenggarai menjadi faktor utama penurunan ini.
“Kinerja Grup Astra pada semester pertama tahun 2019 dipengaruhi oleh lesunya konsumsi domestik dan tren penurunan harga-harga komoditas, tetapi juga diuntungkan oleh peningkatan kinerja bisnis jasa keuangan dan kontribusi dari tambang emas yang baru diakuisisi,” kata Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto dalam keterangan resmi, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Jumat (1/11). (Steven)