THE ASIAN POST, JAKARTA ― Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mempublikasikan data realisasi investasi Triwulan I (periode Januari-Maret) Tahun 2019, dengan total investasi mencapai Rp195,1 triliun, naik 5,3% dibanding periode yang sama tahun 2018, yaitu sebesar Rp185,3 triliun.
“Nilai investasi selama Triwulan I Tahun 2019 untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp87,2 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp107,9 triliun. Selama periode Triwulan I Tahun 2019, tenaga kerja yang terserap adalah sebanyak 235.401 tenaga kerja Indonesia,” kata Kepala BKPM Thomas Lembong dalam konferensi pers di Kantor BKPM, Jakarta, Selasa (30/4) siang.
Menurut Lembong, nilai realisasi investasi triwulan pertama tersebut sudah mencapai 24,6% dari target investasi tahun 2019 sebesar Rp792,0 triliun. Capaian realisasi investasi ini sangat penting untuk menjaga agar pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% pada tahun 2019 dapat terealisasi,” ujarnya.
Dibandingkan tahun 2018, menurut Kepala BKPM, pertumbuhan investasi PMDN pada Triwulan I Tahun 2019 meningkat sebesar 14,1%, dari Rp76,4 triliun di Triwulan I Tahun 2018 ke Rp87,2 triliun. Sedangkan investasi PMA pada Triwulan I Tahun 2019 tersebut turun 0,9% dibanding Triwulan I Tahun 2018 yang sebesar Rp108,9 triliun menjadi Rp107,9 triliun.
Mengacu data Triwulan I Tahun 2019, Lembong menilai, terjadi tren positif terhadap pertumbuhan PMA yang semula pada Triwulan IV Tahun 2018 adalah -11,6% menjadi -0,9% pada Triwulan I Tahun 2019.
“Kami melihat tren positif ini akan berlanjut pada masa mendatang, apalagi didukung dengan tekad kuat pemerintah yang akan melanjutkan reformasi di bidang ekonomi, pemanfaatan Online Single Submission (OSS) yang lebih baik, serta intensifikasi pengawalan investasi oleh berbagai instansi pemerintah terkait baik di pusat dan daerah,” kata Lembong.
BKPM juga mencatat, realisasi investasi (PMDN & PMA) berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah: Jawa Barat (Rp37,3 triliun; 19,1%); DKI Jakarta (Rp24,7 triliun; 12,7%); Jawa Tengah (Rp21,4 triliun; 11,0%); Jawa Timur (Rp12,6 triliun; 6,5%); dan Banten (Rp12,5 triliun; 6,4%).
Lembong mengaku bersyukur, adanya tren peningkatan investasi di luar Jawa, yang tumbuh sebesar 16,7% bila dibandingkan dengan Triwulan I Tahun 2018. Capaian ini disumbang oleh investasi di Indonesia bagian timur, khususnya di sektor pengolahan hasil tambang yang sangat penting untuk peningkatan ekspor.
Selain sektor tersebut, menurut Lembong, sektor pariwisata di Indonesia bagian timur berpotensi untuk terus dikembangkan, terutama pariwisata bahari maupun wisata minat khusus, yang tentunya akan dapat mendiversifikasi destinasi wisata di Indonesia.
Pada periode Triwulan I Tahun 2019 realisasi investasi di luar Jawa sebesar Rp85,8 triliun meningkat 16,7% dari periode yang sama pada tahun 2018 sebesar Rp73,5 triliun.
Sedangkan, realisasi investasi (PMDN & PMA) berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah: Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi (Rp37,3 triliun; 19,1%); Listrik, Gas, dan Air (Rp33,2 triliun; 17,0%); Konstruksi (Rp19,5 triliun; 10,0%); Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (Rp18,8 triliun; 9,7%), serta Pertambangan (Rp15,1 triliun; 7,7%).
Lima besar negara asal PMA adalah: Singapura (USD1,7 miliar; 24,0%); R.R. Tiongkok (USD1,2 miliar; 16,1%); Jepang (USS1,1 miliar; 15,8%); Malaysia (USD0,7 miliar; 9,8%) dan Hong Kong, RRT (USD0,6 miliar; 8,1%). []