THE ASIAN POST, JAKARTA – Dampak dari kebakaran hutan di Kawasan Gunung Semeru dan sekitarnya saat ini telah mencapai 115 hektar. Kondisi ini diperparah karena lokasi sekitar yang kering dan angin yang berhembus kencang, selain itu, hujan yang tak kunjung turun.
“Area terdampak seluas 115 hektar,” ujar Syarif Hidayat, Kepala Sub Bagian Data Evaluasi, Pelaporan dan Humas Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Senin (21/10).
Pada Minggu (20/10) malam, dikabarkan masih terdapat api di blok Po’o, Doyong, dan Bantengan. Lokasi titik api sempat dipadamkan. Namun, dengan kondisinya yang kering, panas, serta angin kencang membuat titik api muncul kembali.
“Tim berjumlah 47 orang dari Petugas TNBTS, Polsek, Senduro, Koramil Senduro, BPBD Lumajang, Masyarakat Mitra Polhut, Masyarakat Peduli Api, dan Masyarakat Ranupani,” ujarnya.
Syarif menambahkan, “Jenis kebakaran berupa kebakaran permukaan dengan vegetasi berupa seresah, krinyu, semak kering serta beberapa pohon jenis acasia dan cemara gunung,” ujarnya.
Sementara, titik api yang berhasil dipadamkan berlokasi di Gunung Kepolo, Arcopodo, Kelik, Watupecah, Waturejeng, Ayek-ayek, Pusung Gendero, Ranu Kumbolo, Pangunan Cilik, Oro-oro Ombo, Watu Tulis, Po’o, Kemlamdingan Dowo, Pos 1, Sentongm Pasang Kupluk, Gunung Lanang, Bantenganm Pasangan dan Ledok Tirem.
Saat ini, petugas terus fokus melakukan pemadaman dengan mendekati titik api yang dapat dipadamkan.