THE ASIAN POST, YOGYAKARTA – Kepala Unit Pengelolaan Kawasan (UPK) Kota Tua DKI Jakarta Norviadi Setyo Husodo mengatakan, untuk meningkatkan jumlah pengunjung di kawasan Kota Tua, revitalisasi di kawasan perlu terus dilakukan.
Ia menargetkan, dengan dilakukannya revitalisasi Kota Tua, akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara hingga 8 juta orang di 2019.
“Selain itu, yg kedua, lebih dikenal proporsinya bahkan di internasional. Memang kawasan Kota Tua trennya sedang naik,” ujarnya di Yogyakarta, Senin (15/7).
Norviadi menjelaskan, sebenarnya program revitalisasi sudah dilakukan DKI Jakarta sejak zaman Gubernur Ali Sadikin dan terus berlanjut hingga sekarang. Ia berharap revitalisasi ini juga akan terus berlanjut.
Di Kawasan Kota Tua, tambah Norviadi, ada beberapa kawasan cagar budaya. Selain museum Fatahillah, ada huga destinasi wisata budaya di Pecinan, Pekojan, dan kawasan Bahari (Sunda Kelapa).
“Mungkin target (revitalisasi) jangka pendek itu bisa saty sampai tiga tahun atau tiga sampai lima tahun. Dalam lima tahun ini, kawasan Pecinan, Pekojan, dan Sunda Kelapa bisa dikembangkan agar lebih dikenal pagi,” ujarnya.
Norviadi mengatakan, anggaran untuk revitalisasi Kota Tua tidak hanya mengandalkan dana Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) saja, namun bersumber dari lainnya.
“Anggaran tahun 2018 masih sekitar Rp20 miliar, tahun 2019 ini kita punya anggaran Rp111 miliar karena ada anggaran untuk pembebasan dan pembiayaan gedung lain-lainnya,” tutupnya. (*) Bagus Kasanjanu