THE ASIAN POST, JAKARTA ― Salah satu motivasi pelaku yang merencanakan pembunuhan empat pejabat negara dan satu pimpinan lembaga survei adalah jaminan kebutuhan hidup bagi keluarga pelaku.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (28/5).
Dedi mengungkapkan bahwa target pertama dari kelompok ini adalah ketua lembaga survei swasta.
“Yang harus dieksekusi yang lembaga survei itu, hajar dulu,” ungkap Brigjen Dedi.
Pemimpin dari kelompok tersebut, demikian dilansir dari laman berita milik Polda Metro, pmjnews, diketahui berinisial HK yang juga bertugas mencari senjata api, sekaligus mencari eksekutor dan juga menjadi eksekutor serta memimpin tim turun pada aksi 21 Mei.
HK menerima bayaran sebesar Rp 150 juta dan ditangkap pada Selasa 21 Mei di lobi hotel Megaria, Jakarta Pusat.
Tersangka kedua berinisial HZ yang berperan mencari eksekutor sekaligus menjadi eksekutor. HZ ditangkap pada Selasa 21 Mei di Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta.
Tersangka ketiga berinisial IF dan berperan sebagai eksekutor dan menerima uang RP 5 juta. IF ditangkap pada Selasa 21 Mei 2019 di Pos Peruri kantor security Jalan KPBD Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk.
Tersangka keempat berinisial TJ dan berperan sebagai eksekutor dan menguasai senpi rakitan laras pendek dan laras panjang.
Tersangka TJ menerima Rp 55 juta dan ditangkap pada Jumat 24 mei 2019 di parkiran minimarket di Sentul. Berdasarkan hasil pemeriksaan, urine TJ positif mengandung narkoba jenis amfetamin dan metamfetamin
Tersangka kelima berinisial AD yang berperan sebagai penjual 3 pucuk senpi yakni senpi rakitan mayor, senpi rakitan laras panjang, senpi rakitan laras pendek kepada tersangka HK.
AD menerima hasil penjualan senpi sebesar Rp 26,5 juta dan berhasil ditangkap pada Jumat 24 Mei pukul 08.00 WIB di daerah Swasembada, Jakarta Utara.
Hasil pemeriksaan diketahui bahwa urine AD positif mengandung amfetamin dan metamfetamin dan benzodiazepin. []