Dirut Bumida Bakal Gas Pol Kejar Target Premi Rp1 Triliun di 2025, Ini Jurus-jurusnya!
Jakarta— Industri asuransi umum di Indonesia telah melalui kuartal III/2023 dengan kinerja positif, meski di satu sisi tingkat profitabilitasnya tak berjalan sesuai harapan.
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) melaporkan, industri asuransi umum dapat meningkatkan pertumbuhan 10,1% secara tahunan (year on year/yoy) di kuartal III/2023.
Adapun, total pendapatan preminya secara akumulatif mencapai Rp73,5 triliun, naik dibandingkan periode yang sama di 2022 yang hanya Rp66,8 triliun.
Dalam catatan AAUI, lini usaha asuransi yang melesat tajam secara tahunan yaitu asuransi engineering, suretyship, dan personal accident .
Melihat tren asuransi umum yang kian menanjak didukung stabilnya ekonomi domestik, PT Asuransi Umum Bumida berani ‘pasang dada’ untuk mengejar pertumbuhan premi hingga Rp1 triliun di 2025.
Perlu diketahui, nilai tersebut dua kali lebih besar jika dibandingkan capaian yang ditorehkan perusahaan pada tahun ini, yakni Rp500 miliar,
Direktur Utama Bumida Ramli Forez mengaku optimistis dapat mengejar target premi jumbo tersebut.
“Kalau ini terbangun dengan baik di 2025 kita akan mencapai Rp1 triliun. Dan perlu kita berterima kasih kepada senior-senior kita yang membangun fondasi yang luar biasa,” ujar Ramli kepada Asian Post saat merayakan HUT ke-56 Bumida di Peninsula Hotel Jakarta, Kamis (7/12/2023).
Untuk mengejar target itu, Bumida akan melakukan sejumlah strategi. Salah satunya dengan menambah jumlah kantor cabang di wilayah potensial, seperti Balikpapan dan Palangka Raya yang baru saja dibuka beberapa waktu lalu.
Pembukaan jumlah kantor cabang di dua wilayah tersebut bukan tanpa alasan. Ramli menjelaskan, kedua provinsi itu merupakan kawasan yang dinilai surplus di segi korporasi, UKM, maupun ekonomi masyarakatnya.
Terlebih, pertumbuhan ekonomi Balikpapan semakin menguat di tengah pembangunan proyek IKN yang diyakini memiliki multiplier effect bagi keberlanjutan bisnis dan wisata.
“Sangat massif pembangunan properti di sana dan mereka pasti butuh back-up asuransi. Saya ke Balikpapan 3 minggu lalu, pesawat itu penuh. Secara silence [diam-diam] orang ke sana beli rumah, beli properti, sudah merajalela di sana. Nah, kalau kita terlambat buka kantor kargo di sana gimana? sementara pengiriman dan properti kan harus di back-up. Kita harus lebih laju larinya,” tegasnya.
Kedua, membangun program B-Smatz dengan merekrut generasi milenial agar bergabung menjadi agen dan leaders di Bumida.
Tujuannya tidak lain untuk mengakselerasi jumlah agen dan mengembangkan kualitas SDM. Meski investasi di sini tergolong besar, tapi cara ini diyakini efektif untuk menjaring lebih banyak calon pemegang polis.
Selanjutnya, kata Ramli, beberapa produk besutan Bumida akan di-combine dengan lebih menarik. Misalnya, produk Mahasiswaku berbasis personal accident/PA yang selama ini hanya meng-cover kecelakaan dan meninggal dunia, bisa digabung beserta asuransi kerusakan motor.
“Jadi preminya kita buat murah, termasuk personal accident dan motornya. Itu akan kita ramu sedemikian rupa agar lebih menarik,” tuturnya.
Di tahun depan, Bumida akan mempertimbangkan untuk menyasar asuransi pendidikan bagi mahasiswa yang gagal membayar kuliah.
Menurut Ramli, di Indonesia tidak sedikit mahasiswa yang berhenti kuliah lantaran tak sanggup membayar uang pendidikan. Baginya, hal itu menjadi market baru yang cukup menarik.
“Kalau memang gagal karena ketidakmampuan akan kita cover. Di daerah itu ada berapa persen orang yang gagal kuliah karena tidak mampu di segi biaya dan sebagainya. Dari pada mereka pinjol mendingan dia kerja sama di Bumida untuk mencari uang tambahan kuliah, bayar kos dan bayar kuliah. Mereka bisa menjadi agen, leader, atau back office,” tambahnya. (*) RAL