Transformasi Digital dan Diversifikasi Kredit Jadi Pilar Kinerja BNI di Semester I 2025

Jakarta- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) membukukan kinerja positif pada Semester I 2025 dengan bertumpu pada tiga pilar strategis, transformasi digital, penguatan dukungan terhadap UMKM, dan diversifikasi portofolio kredit.

Kinerja tersebut tercermin dari pertumbuhan dana CASA yang solid, diversifikasi pembiayaan, serta kinerja profitabilitas dan permodalan yang stabil.

Direktur Finance & Strategy BNI, Hussein Paolo Kartadjoemena, mengungkapkan bahwa digitalisasi menjadi fondasi penting dalam memperkuat struktur pendanaan dan layanan nasabah.

“Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), khususnya CASA mencerminkan keberhasilan strategi digitalisasi dan transformasi cabang BNI,” ujar Paolo.

Pada paruh pertama tahun ini, BNI mencatat pertumbuhan DPK sebesar 16,5% YoY menjadi Rp900 triliun, didominasi oleh peningkatan dana murah atau CASA yang tumbuh pesat 18,7% YoY menjadi Rp647,6 triliun.

Pertumbuhan rekening giro sebesar 25,1% YoY dan tabungan 10,5% YoY mendorong peningkatan rasio CASA menjadi 72,0% atau naik dari 70,7% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Hal ini memperkuat likuiditas dan efisiensi struktur pendanaan, yang menjadi modal penting bagi ekspansi kredit BNI ke depan.

Transformasi digital BNI menunjukkan hasil yang signifikan. Aplikasi wondr by BNI yang diluncurkan pada Juli 2024 telah mencatatkan pertumbuhan pengguna hingga 8,6 juta per Juni 2025 dengan pertumbuhan volume transaksi yang mencapai 68% YoY.

Selain itu, wondr juga kini dapat digunakan dalam skala global. Kami baru me-launching fitur baru yaitu multicurrency di mana nasabah kini bisa bertransaksi dalam berbagai mata uang asing secara lebih mudah serta fitur QRIS crossborder yang dapat digunakan nasabah dalam melakukan pembayaran di luar negeri menggunakan wondr dengan lebih praktis.

Sementara itu, kanal digital untuk nasabah wholesale, yaitu BNIdirect, membukukan nilai transaksi Rp5.246 triliun hingga akhir semester I tahun 2025, atau naik 31,1% secara YoY.

Peningkatan ini tidak lepas dari transformasi platform BNIdirect yang kini lebih simpel, cepat, dan personal, serta mendukung UMKM dengan fitur-fitur seperti real-time cash visibility, single authorization, hingga kemudahan dalam bertransaksi. Hasilnya, saldo giro transaksional meningkat signifikan 18% YoY.

Dari sisi ekspansi bisnis, BNI mencatat total penyaluran kredit sebesar Rp778,7 triliun atau tumbuh 7,1% YoY hingga akhir Juni 2025. Pencapaian ini didukung oleh diversifikasiportofolio yang terlihat dari kontribusi berbagai segmen, mulai dari korporasi, konsumer, komersial, hingga UMKM.

Kredit di segmen Korporasi dan Konsumer masih menjadi kontributor utama pertumbuhan. Untuk Kredit korporasi tercatat naik 10,4% YoY menjadi Rp435,8 triliun, didorong oleh pembiayaan kepada swasta, BUMN, dan institusi pemerintah. Sedangkan untuk kredit konsumer tumbuh 10,7% YoY menjadi Rp147,0 triliun, terutama dari personal loan (+11,7%YoY) dan KPR (+9,9% YoY).

Sebagai support BNI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan dalam upaya membangun portfolio asset yang lebih optimal, kami memiliki strategi dalam kembali menumbuhkan segmen UMKM dengan tetap mengedepanklan manajemen risiko yang prudent.

Implementasi sistem credit scoring pada segmen UMKM yang telah kami terapkan telah menunjukkan hasil positif dalam perbaikan kualitas aset.

Hingga akhir Juni 2025, penyaluran kredit UMKM selain KUR menunjukkan pertumbuhan yang sehat sebesar 9,2% YoY menjadi Rp44,4 triliun.

Ke depannya, segmen UMKM dan komersial kami harapkan dapat tumbuh secara berkelanjutan dan profitable, dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Kredit komersial juga mulai menunjukkan momentum positif dengan pertumbuhan 5,5% YoY. Sementara, perusahaan anak BNI membukukan pertumbuhan kredit 27,1% YoY menjadi Rp17,2 triliun yang mencerminkan penguatan sinergi grup.

Pengelolaan risiko yang disiplin dan akselerasi kredit di segmen berisiko rendah tercermin dari kualitas aset BNI yang terus membaik. Non-Performing Loan (NPL) turun menjadi 1,9% dan Loan at Risk (LAR) membaik menjadi 11,0%, sehingga Cost of Credit (CoC) dapat ditekan di level 1%.

Kombinasi dari transformasi digital dan diversifikasi portofolio kredit mengantarkan BNI membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp10,1 triliun pada semester I 2025.

Rasio permodalan juga berada pada level sehat dengan CAR mencapai 21,1%, sedangkan LDR kami jaga di level yang sehat untuk dapat mengoptimalkan pertumbuhan DPK dan kredit hingga sisa tahun 2025.

“Dengan fundamental yang kuat dan fokus pada sektor produktif, kami optimistis dapat memperluas kapasitas ekspansi kredit di semester kedua 2025, sekaligus menjaga kualitas aset dan profitabilitas yang berkelanjutan,” tutup Paolo. (*)

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.