Dubes Lim Sungnam: Indonesia Akan Jadi Mitra Terdekat Hubungan ASEAN dan Korea

Jakarta — Indonesia yang di tahun 2023 nanti akan menjadi Ketua ASEAN diharapkan berperan lebih maksimal untuk menjembatani Korea Selatan dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Harapan tersebut disampaikan oleh Duta Besar Republik Korea untuk ASEAN, Lim Sungnam, ketika berbicara dalam webinar internasional bertema “ASEAN-Korea Cooperation Onwards: Outlining ROK’s Advanced Policy in ASEAN” di Roemah Djan, Jalan Talang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/11).

Seperti diketahui, Presiden Korea Selatan Moon Jaein menjadikan ASEAN sebagai salah satu fokus dari kebijakan luar negeri di masa pemerintahannya. Kebijakan yang dikenal dengan nama New Southern Policy (NSP) itu diumumkan Presiden Moon ketika berkunjung ke Indonesia di bulan November 2017.

Sejak saat itu, hubungan ASEAN-Korea telah meningkat secara signifikan,” ujar Dubes Lim.

Dubes Lim juga menekankan bahwa pada KTT ke-22 ASEAN-Korea Selatan yang digelar pekan lalu para pemimpin ASEAN dan Korea Selatan sepakat untuk meningkatkan strategi dan kerjasama dalam beberapa bidang, terutama di bidang green economy dan di bidang kesehatan yang terkait dengan penanggulangan pandemi Covid-19.

“Melihat hasil-hasil pertemuan (KTT ASEAN-Korea) pekan lalu, saya sepenuhnya yakin Indonesia akan menjadi salah satu mitra terdekat dari hubungan ASEAN dan Korea,” tuturnya.

Senada dengan hal itu, Chairman of Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC), Profesor Din Syamsuddin, yang juga memberi sambutan dalam webinar tersebut menekankan bahwa Korea Selatan dan ASEAN memiliki kunci penting dalam geopolitik dan geoekonomi dunia.

“Melihat geopolitik dan geoekonomi dunia, kerjasama antara dua pihak, Korea dan ASEAN sangat penting untuk masa depan,” ujar mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu.

Adapun Duta Besar Indonesia untuk Republik Korea, Gandi Sulistyanto, meyakini kolaborasi Korea Selatan dan ASEAN dalam waktu dekat akan semakin signifikan.

“Terlepas dari pandemi, ASEAN dan Korea telah memperluas kerjasama melalui strategi NSP Plus, yang memasukkan elemen kerjasama kesehatan yang komprehensif, pengembangan infrastruktur, dan kerjasama industri untuk menghadapi perubahan kebutuhan ASEAN-Korea pasca pandemi,” urainya.

Menteri Ekonomi Kreatif dan Pariwisata, Sandiaga Uno, yang hadir secara virtual mengatakan, pada tahun 2022 mendatang, Korea Selatan dan Indonesia telah merancang berbagai program sebagai upaya kolektif untuk memulihkan dan merevitalisasi industri kreatif.

Menteri Sandiaga menegaskan lagi, rancangan yang dimaksud meliputi pertukaran edukasi, program peningkatan kapasitas, pemasaran.

“Yang tak kalah pentingnya adalah memfasilitasi produksi bersama dan branding bersama,” jelasnya.

Sementara itu, Managing Director Korea Kini, Teguh Santosa, mengatakan, di tengah ketegangan antara blok Belt and Road Initiative (BRI) dan AUKUS di kawasan, NSP yang dipromosikan Korea Selatan dapat menjadi power alternatif.

Kata dia, Indonesia khususnya dapat berperan sebagai juru damai di kawasan. “Indonesia dapat diterima dengan baik karena dianggap tulus dan tidak memiliki kepentingan langsung dengan kawasan,” ujarnya. (Darto Wiryosukarto)

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.