Pelaku Usaha Optimis Setelah Pidato “Game of Thrones” Jokowi

THE ASIAN POST, JAKARTA – Masyarakat Indonesia patut merasa bangga. Di tengah depresiasi rupiah dan merebaknya musibah gempa bumi di beberapa wilayah dalam negeri, Indonesia berhasil menjadi tuan rumah ajang tahunan Annual Meeting IMF-World Bank di Bali pada 8-14 Oktober 2018.

Menariknya lagi, pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyinggung cerita serial “Game of Thrones” mendapat pujian dari para tamu yang hadir di event internasional tersebut, bahkan pesannya menggaung sampai dunia.

Hal tersebut membuat kepercayaan investor kepada Indonesia terlihat nyata dengan adanya komitmen investasi sebesar USD13,5 miliar.

“Kepala negara adalah personifikasi dari negara. Kepercayaan dunia kepada Presiden Jokowi kelihatan eskali. dan kami sebagai pelaku usaha ikut merasa optimis,” ujar Dobias Iskandar, pelaku usaha yang juga menjadi Komisaris Asuransi Cakrawala Proteksi kepada infobanknews.com (16/10).

Dobias sangat menyayangkan, bangsa Indonesia memiliki pemimpin yang sangat dihormati oleh negara-negara lain, tapi malah dipersalahkan dan dihujat oleh sebagian masyarakat yang tidak senang karena calon presiden yang dipilihnya dulu tidak menang.

“Di negara-negara maju, persaingan politik memanas pada saat proses pemilihan seorang pemimpin. Tapi setelah pemimpin terpilih secara demokratis, semua warganya terikat oleh aturan yang berlaku. Tidak ada yang terus-terusan mencari kelemahan pemimpinnya, mereka menghormati pemimpinnya dan semua elemen bekerja memajukan ekonomi negaranya,” cetusnya.

Menurut Dobias, isi pidato Presiden Jokowi dalam ajang IMF World Bank 2018 mengandung pesan yang sangat besar. Tidak hanya bagi tantangan kehidupan politik dalam negeri, tapi juga persaingan ekonomi antar negara-negara maju di dunia.

Tantangan Indonesia adalah bagaimana terus memperkuat ekonomi di tengah persaingan negara-negara maju yang menekan ekonomi negara emerging.

“Indonesia sedang berusaha meningkatkan daya saing usaha di sektor riil dan meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi agar kemiskinan terus berkurang. Kalau semua larut dalam perseturuan akibat perbedaan pilihan politik, kita akan kehabisan energi untuk memajukan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global yang berat,” pungkas Dobias.

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.