Sedikitnya 140 Tewas dalam Serangkaian Ledakan di Sri Lanka

THE ASIAN POST, KOLOMBO ― Sedikitnya 140 orang tewas dan ratusan lainnya cedera dalam ledakan hampir bersamaan yang mengguncang tiga gereja dan tiga hotel mewah di Sri Lanka pada Minggu Paskah.

Seorang pejabat keamanan, menyebutkan, peristiwa ini merupakan kekerasan terburuk di wilayah itu, sejak perang saudara berakhir satu dekade lalu yang merupakan bagian dari negara Asia Selatan

Dilansir Associated Press (AP), dua dari ledakan itu diduga dilakukan oleh pelaku bom bunuh diri, menurut pejabat itu, meminta identitasnya dirahasiakan karena ia tidak berwenang berbicara dengan wartawan. Para jamaah dan tamu hotel termasuk di antara yang tewas, kata pejabat itu.

Besarnya korban tewas dalam peristiwa sadis ini, mengingatkan perang saudara yang telah berlangsung selama puluhan tahun di Sri Lanka, ketika separatis Macan Tamil dan kelompok pemberontak lainnya menargetkan Bank Sentral, pusat perbelanjaan, kuil Budha dan hotel-hotel yang populer di kalangan wisatawan.

Hingga saat ini, tidak ada yang langsung mengklaim bertanggung jawab atas ledakan hari Minggu.

Sri Lanka telah lama menghadapi perpecahan etnis yang pahit antara mayoritas Sinhala dan minoritas Tamil, yang memicu perang saudara ketika para militan Tamil mencoba mengklaim tanah air mereka sendiri.

Tetapi sejak perang berakhir pada 2009, perpecahan agama kemudian tumbuh, dengan munculnya kelompok-kelompok nasionalis Buddha yang memicu kemarahan terhadap Muslim minoritas.

Tudingannya adalah mereka telah mencuri dari kuil-kuil Buddha dan memaksa orang untuk masuk Islam. Kalangan muslim memiliki banyak toko kecil di Sri Lanka, dan banyak Muslim curiga kecemburuan kota kecil telah menyebabkan beberapa serangan.

Orang Sinhala adalah penganut Buddha yang sangat banyak, sementara orang Tamil kebanyakan Hindu, Muslim dan Kristen.

Kuil St Anthony dan tiga hotel tempat ledakan hari Minggu terjadi di Kolombo, ibu kota, dan sering dikunjungi oleh wisatawan asing.

Seorang juru bicara Rumah Sakit Nasional, Dr. Samindi Samarakoon, mengatakan kepada AP, mereka menerima 47 jenazah, termasuk sembilan orang asing, dan merawat lebih dari 200 orang yang terluka.

TV lokal menunjukkan kerusakan di hotel Cinnamon Grand, Shangri-La dan Kingsbury.

Restoran lantai dua Shangri-La hancur karena ledakan, dengan langit-langit dan jendela-jendela pecah. Kabel-kabel tergantung dan meja-meja terbalik di ruang yang menghitam.

Ledakan lain dilaporkan di Gereja St Sebastian di Negombo, sebuah kota mayoritas Katolik di utara Kolombo, dan di Gereja Sion di kota Batticaloa di bagian timur. St Sebastian meminta bantuan di halaman Facebook-nya.

Tayangan TV lokal memperlihatkan, ledakan itu merobek atap dan merobohkan pintu dan jendela di St Sebastian, di mana orang membawa korban luka-luka dari bangku berlumuran darah.

Para pejabat keamanan Sri Lanka mengatakan mereka sedang menyelidiki. Polisi segera menutup area tersebut.

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe bertemu pejabat militer penting Sri Lanka pada pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional setelah ledakan.

Wickremesinghe men-tweet bahwa “pemerintah mengambil langkah segera untuk mengatasi situasi ini.”

Uskup Agung Kolombo, Kardinal Malcolm Ranjith, meminta pemerintah Sri Lanka untuk menggelar “penyelidikan kuat yang tidak memihak” dan untuk menghukum mereka yang dianggap bertanggung jawab “tanpa ampun karena hanya hewan yang dapat berperilaku seperti itu.” []

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.