Nasib ET Si Anak Emas yang di-PHP Prabowo
Jakarta — Erick Thohir sedang amsiong. Alih-alih ketiban sampur jadi bakal cawapres Prabowo Subianto, Menteri BUMN itu ternyata cuma di-PHP. Diberi harapan palsu.
Tak hanya di situ nasib sial nemplok di bahu konglo Grup Mahaka itu. Sejak tadi pagi saham emiten grup usahanya juga amsiong. Jeblok semua. Bahkan ada yang lock ARB. Auto reject bawah.
Sampai penutupan bursa pukul 15.30 wib, saham MARI (Mahaka Radio Integra Tbk), misalnya, tersengat ARB -34,38%. Buka di harga 108 mblangsak di harga 80. Sampai tutup bursa tak berkutik. Lock ARB.
ABBA (Mahaka Radio Tbk), emiten Erick yang lain, juga boncos. Tak parah-parah amat: hanya terjun 10%. Mentok di harga 81 sampai warung saham ditutup. Nyesek juga sih.
Emiten lain yang terkait Erick, TRIM (Trimegah Sekuritas Tbk), di mana sang kakak Geribaldi “Boy” Thohir punya 34,64%share saham, juga ndlosor 5,38% atau turun 14 poin.
Memang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini dibuka di zona merah. Rupiah juga menyala hingga nyaris menyentuh Rp16.000 per 1 US dolar. Bisa jadi, emiten Erick tertular trend penurunan IHSG.
Namun, terlepas dari itu, sejak dua hari ini, bintang hoki Erick tampaknya sedang redup. Prabowo Subianto, capres Partai Gerindra, ternyata lebih memilih Gibran Rakabuming sebagai bakal cawapresnya.
Bagi Erick tentu ini tak adil. Sebab, sejak memasuki tahun politik 2023, Erick sudah berkorban banyak: hire lembaga survei, tebar baliho, hingga mengoptimalkan segala sumberdaya dan dana, baik dalam posisinya sebagai Menteri BUMN maupun sebagai pengusaha.
Bintangnya sempat berkilau. Dia digadang-gadang bak anak emas. Calon cawapres terkuat Prabowo. Maklum, hasil survei beberapa lembaga menempatkan dirinya sebagai jawara elektabilitas untuk posisi cawapres.
Bahkan sampai Minggu (22/10) lalu, saat Prabowo benar-benar mencampakkannya untuk menggebet Gibran, posisinya tak tergoyahkan di nomor wahid.
Ternyata, dia tetap jadi korban PHP. Ada benarnya juga Cak Imin, sebelum jadi korban PHP, dia kabur dulu dan merapat ke Surya Paloh untuk mendapatkan kursi di samping Anies Baswedan.
Yah, namanya juga politik. Tak ada kawan dan lawan yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan. Sing sabar ya, Om. (Darto Wiryosukarto)