Pupuk Indonesia Siapkan 16.770 Ton Pupuk Subsidi di Banten

Serang— PT Pupuk Indonesia (Persero) tengah mempersiapkan ketersediaan pupuk bersubsidi di Provinsi Banten untuk memenuhi kebutuhan petani hingga beberapa bulan ke depan.

SVP PSO Barat PT Pupuk Indonesia Agus Susanto menjelaskan, stok pupuk bersubsidi itu sebesar 16.770 ton, meliputi pupuk urea 11.278 ton dan pupuk NPK sebesar 5.492 ton. Jika ditotal, jumlah tersebut setara 284% dari ketentuan stok minimum.

“Stok pupuk urea yang mencapai 11.278 ton ini setara dengan 300 persen terhadap ketentuan stok minimum yang diatur oleh pemerintah,” kata Agus Susanto, di Banten baru-baru ini.

Sementara, stok pupuk NPK yang berjumlah 5.492 ton setara 254% dari ketentuan pemerintah. Stok yang disiapkan oleh Pupuk Indonesia sudah sesuai dengan Permendag No. 04/2023 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian.

“Kami menjaga ketersediaan stok berdasarkan ketentuan stok pupuk bersubsidi. Kami menyalurkan sesuai dengan Surat Keputusan (SK)/ E-Alokasi masing-masing wilayah. Dan kami memastikan ketersediaan stok di setiap bulan untuk mendukung penyaluran pupuk bersubsidi,” ujarnya.

Pupuk Indonesia juga telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebesar 8.645 ton per tanggal 25 Januari 2023. Angka ini terdiri dari urea sebesar 5.781 ton dan NPK sebesar 2.864 ton.

Harga Eceran Tertinggi HET dari masing-masing pupuk tersebut ditetapkan senilai Rp2.250/kg untuk pupuk urea, Rp2.300/ kg untuk pupuk NPK, serta Rp3.300 untuk pupuk NPK untuk kakao atau yang biasa disebut dengan istilah NPK formula khusus.

Lebih lanjut Agus menjelaskan, petani dapat menebus pupuk bersubsidi pada kios-kios resmi yang juga disebut dengan istilah Kios Pupuk Lengkap (KPL) dan telah ditentukan untuk melayani kelompok tani setempat.

Agus memastikan, seluruh pupuk bersubsidi yang didistribusikan Pupuk Indonesia ditujukan kepada petani yang memenuhi persyaratan dalam Permentan Nomor 734 Tahun 2022.

Diketahui, petani yang bisa membeli diharuskan bergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian SIMLUHTAN, menggarap lahan maksimal dua hektar, serta menggunakan Kartu Tani. (*)

Editor: Ranu Arasyki

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.