Bankaltimtara Catatkan Aset Sebesar Rp 33,042 Triliun di 2021

Samarinda – Kinerja PT BPD Kaltim Kaltara mengalami peningkatan, baik dari aset, DPK, maupun laba, serta kualitas kredit yang membaik. Ini didukung upaya pengendalian dan penyelamatan kredit atas kredit bermasalah. 

Direktur Utama (Dirut) Bankaltimtara Muhammad Yamin menjelaskan, aset PT BPD Kaltim Kaltara triwulan IV 2021 terealisasi sebesar Rp 33,042 triliun. Pencapaian ini didukung pencapaian penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebagai penyumbang terbesar aset bank yang terealisasi Rp 25,633 triliun.

Realisasi total aset pada triwulan IV 2021 jika dibandingkan periode triwulan IV 2020 tumbuh Rp 2,894 triliun atau 9,60 persen (year-on-year). Posisi aset tersebut menjadikan PT BPD Kaltim Kaltara pada posisi urutan ke-6 dari 27 BPD di lingkungan BPD-SI untuk posisi Desember 2021.

Dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun PT BPD Kaltim Kaltara hingga periode 31 Desember 2021 baik dalam bentuk tabungan, giro maupun deposito adalah Rp 25,633 triliun. Penghimpunan DPK mengalami pertumbuhan Rp 2,483 triliun atau tumbuh 10,73 persen dibanding tahun sebelumnya.

“Penyaluran kredit PT BPD Kaltim Kaltara pada posisi 31 Desember 2021 sebesar Rp 16,302 triliun. Penyaluran melalui konven sebesar Rp 15,004 triliun dan pembiayaan syariah Rp 1,297 triliun. Dilihat dari sisi pertumbuhan kredit, mengalami peningkatan Rp 206,865 miliar dengan pertumbuhan 1,29 persen (year-on-year),” ujar Yamin, dikutip Jumat, 21 Oktober 2022.

Pertumbuhan kredit selain dipengaruhi ekspansi kredit yang mengutamakan prinsip kehati-hatian dan berbasis risiko juga dipengaruhi penurunan outstanding kredit akibat perbaikan kualitas kredit melalui pelunasan pokok kredit, hapus buku dan pembayaran angsuran pokok kredit.

Penyaluran kredit BPD seluruh Indonesia 2021 tumbuh lebih tinggi sebesar 4,91 persen.  Peningkatan angka penyaluran kredit pada akhir 2021 adalah dari sisi kredit modal kerja yaitu Rp 199 miliar atau 6,26 persen, yang pada akhir 2020 tercatat Rp 3,181 triliun menjadi Rp 3,380 triliun.

Kredit konsumtif Rp 9,983 triliun atau 1,94 persen. Penyaluran kredit investasi pada akhir 2021 mengalami penurunan Rp 173 miliar atau 5,42 persen. Dari total kredit Rp 16,302 triliun (2021), komposisi penyaluran kredit diberikan untuk sektor produktif (kredit modal kerja dan kredit investasi).

Menurut dia, realisasi laba sebelum pajak pada triwulan IV 2021 Rp 415.098 miliar, tumbuh 14,46% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi rasio NPL gross periode 31 Desember 2021 adalah 3,46 persen dan  NPL nett terealisasi 2,49 persen. Membaik dibanding posisi tahun sebelumnya. Berada di bawah ketentuan regulator yakni 5 persen.

Atas kinerja Desember 2021, PT BPD Kaltim Kaltara telah mendapatkan hasil penilaian tingkat kesehatan bank oleh OJK dengan peringkat komposit 2, yang mencerminkan kondisi bank yang secara umum sehat.

Sedangkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) posisi 31 Desember 2021, 23,46% atau berada di atas ketentuan regulator yaitu minimal 8% untuk perbankan secara umum dan minimal 10% sampai < 11 persen bagi bank memiliki profile risiko pada peringkat 3. Rasio CAR masih mampu meng-cover dan menyerap kerugian yang mungkin timbul akibat kegagalan usaha bank maupun apabila terdapat aset bermasalah seperti kredit macet.

Spin Off UUS

Proses pelaksanaan spin-off unit usaha syariah BPD Kaltim Kaltara terus berlanjut. Program yang telah berjalan sejak 2021. Sesuai UU Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 68 yang menyatakan bahwa bank umum konvensional (BUK) yang memiliki UUS dengan aset minimal 50 persen dari total aset induknya atau 15 tahun sejak diberlakukannya UU Nomor 21 Tahun 2008 tersebut wajib melakukan pemisahan UUS menjadi bank umum syariah (BUS). 

Sehubungan spin off UUS menjadi BUS yang dilaksanakan 2023, lanjut dia, tahun ini direncanakan penyertaan modal sebesar Rp 999 miliar kepada Bankaltimtara Syariah. Program tersebut mendapat dukungan pemegang saham PT BPD Kaltim Kaltara. Pemisahan diharapkan membuat Bankaltimtara Syariah lebih fokus mengoptimalkan potensi perbankan syariah di Kaltim dan Kaltara, serta berperan aktif dalam pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.

Editor: Steven Widjaja

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.