THE ASIAN POST, DEPOK — Tukang bubur naik haji rupanya bukan hanya ada di dunia sinetron.
Omset berjualan bubur sekarang bisa mencapai jutaan rupiah. Dengan omset jutaan seperti itu, cita-cita para tukang bubur untuk bisa naik haji bakal lebih mudah menjadi kenyataan.
Cerita jualan bubur dengan omset jutaan ini datang dari Depok. Tukang bubur itu bernama Hj Ida.
Yang bikin wow, ia mengaku bisa mendapatkan omset jutaan hanya dalam waktu dua jam saja.
“Alhamdulillah, saya bersyukur kepada Allah Swt. Saya buka jam 8 sampai jam 10 langsung habis. Pendapatan Rp 1.450.000,” kata Hj. Ida, di gerai miliknya, di sebelah Informa, Depok, Jabar, kepada asianpost.id, Kamis (31/7).
Lokasi tempat jualan Hj Ida tergolong biasa-biasa saja. Warungnya terlihat menempel di tembok pembatas toko furnitur Informa, di Margonda, Depok. Persisnya di jalan masuk menuju Depok Indah I.
Bedanya, Hj Ida menjual bukan sembarang bubur.
“Saya jual bubur organik nusantara (Bonus). Berasnya organik. Ayamnya pakai ayam kampung. Sehat dan bergizi,” ujarnya.
Meski organik, harga semangkok bubur organik tergolong murmer (murah meriah) sekitar Rp12.000.
“Harga merakyat, enak dan sehat,” katanya.
Dengan gizi organik dan harga murmer seperti ini, tak heran anak-anak TK juga ikut menyerbu bubur hasil resep Chef Santo ini.
Bubur organik juga tepat untuk pasien rumah sakit, pengidap diabetes, dan yang ingin diet.
Yang unik, meski menjadi tukang bubur, Hj Ida mengaku bukan penggemar bubur.
Namun karena konsumen bubur yang begitu besar, mukai anak-anak hingga dewasa, Hj Ida tak berpikir dua kali ketika ditawari berjualan bubur. []