Jokowi Berdiri di Kaki Palsu: Pamer Kemewahan di IKN di Tengah Kemiskinan

Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Analis Politik pada Konsultan dan Survei Indonesia (KSI)

Joko Widodo. Presiden ke-7 RI itu ibarat sedang berdiri dengan kaki palsu. Kelihatannya kukuh, sesungguhnya rapuh. “Disampil” sedikit saja langsung jatuh.

Dia bak membangun istana pasir di bibir pantai. Sekali ombak menerjang, istana langsung berantakan.

Teranyar adalah Jokowi melalui Kementerian Sekretariat Negara menyewa hingga 1.000 unit mobil Alphard untuk mobilitas tamu negara dan “very very important persons” (VVIP) di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Pasar Utara, Kalimantan Timur.

Baca juga...

Sewa mobil-mobil mewah tersebut guna menunjang tamu yang merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), 17 Agustus 2024 di IKN Nusantara.

Mobil-mobil “high class” tersebut disewa melalui Asosiasi Pengusaha Rental Mobil Daerah Indonesia (Asperda) Kaltim yang harga sewanya mencapai Rp25 juta per hari dengan uang muka sebesar 50 persen. Artinya, dalam sehari saja negara harus merogoh kocek Rp25 miliar. Itu baru untuk sewa mobil saja. Belum yang lainnya.

Jokowi pun seperti pamer kemewahan. Padahal, utang negara bejibun, menggunung. Sekali lagi, wong Solo itu ibarat berdiri di kaki palsu. Betapa tidak?

Dalam sebulan saja, utang pemerintah Indonesia bertambah Rp14,59 triliun dari posisi April 2024 senilai Rp8.338,43 triliun menjadi Rp8.353,02 triliun per Mei 2024.

Pembangunan IKN pun lebih banyak dibiayai dari utang tersebut alias dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Diketahui, total anggaran pembangunan IKN mencapai Rp466 triliun, di mana yang berasal dari APBN katanya hanya sekitar Rp189,4 triliun, lalu dari swasta Rp253,4 triliun, dan dari BUMN serta BUMD Rp123,2 triliun.

Namun hingga kini belum ada investor swasta, termasuk dari luar negeri, yang merealisasikan investasinya di IKN. Pernyataan Jokowi beberapa waktu lalu bahwa investor asing antre untuk berinvestasi di IKN pun “zonk” alias nihil. Jokowi cuma “omon-omon”.

Diketahui, dalam sambutan “groundbreaking” pembangunan Pakuwon Nusantara di IKN, 1 November 2023 lalu, Jokowi mengklaim sudah ada 130 investor asing yang datang dari Singapura, dan masing-masing 30 orang datang dari Jepang dan Korea.

Sekitar dua pekan berselang, atau tepatnya 16 November 2023, Jokowi mengaku belum ada satu pun investasi asing yang masuk ke IKN Nusantara. Semua “zonk”. “Esuk dhele sore tempe” alias “mencla-mencle”.

Hingga 31 Mei 2024 atau dua tahun sejak November 2022, pembangunan infrastruktur dasar IKN yang menjadi wewenang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menghabiskan dana hampir Rp80 triliun atau tepatnya Rp79,8 triliun. Semua itu bersumber dari APBN yang ditopang utang luar negeri.

Bandingkan anggaran pembangunan IKN dan sewa ribuan mobil mewah itu dengan angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2024, angka kemiskinan di Indonesia mencapai 9,03 persen. Dari jumlah itu, angka penduduk miskin ekstrem mencapai 0,83 persen.

International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional mencatat tingkat pengangguran Indonesia merupakan yang tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara lainnya. Hal ini dijabarkan melalui laporan World Economic Outlook yang terbit April 2024.

Mengutip laporan tersebut, dari 279,96 juta penduduk Indonesia, sekitar 5,2 persennya adalah pengangguran.

Di bawah Indonesia ada Filipina dengan tingkat pengangguran 5,1 persen. Posisi terakhir ditempati Thailand dengan 1,1 persen dan menjadi negara dengan tingkat pengangguran terendah di dunia.

Akhirnya terbukti bahwa Presiden Jokowi berdiri dengan kaki palsu. Kelihatannya kukuh, sesungguhnya rapuh. “Ajuuuurr” (*)

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.