Ibu Kota Pindah Kaltim, Pemerintah Jamin Nasib Taman Hutan Bukit Soeharto

THE ASIAN POST,  JAKARTA ― Menteri Lingkungan Hidup (LH) Siti Nurbaya Bakar mengatakan, nasib Taman Hutan Raya Bukit Soeharto termasuk satwa-satwa dan habibat-habitannya akan tetap terjaga meski nantinya akan dibangun ibu kota baru yang sudah diputuskan Presiden Joko Widodo.

Menteri LHK mengatakan, pihaknya sudah turun juga ke lapangan, dan diketahui memang ada ekosistem unik beserta habitatnya, yakni di Teluk Balikpapan.

“Sekarang juga masih bagus, mangrove-nya bagus. Tapi saya kira dengan pengelolaan yang baik, itu akan bisa terjaga,” ungkat Siti Nurbaya, di Jakarta, Rabu (28/8).

Menurutnya, setelah diputuskan oleh Presiden Joko Widodo, pihaknya langsung menindaklanjutinya dengan melakukan studi untuk Kajian Lingkungan Hidup Strategis calon wilayah ibu kota baru Negara RI, yang berada di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, di Kalimantan Timur (Kaltim).

“Kita tadi malam rapat. Saya minta Dirjen segera bicara dengan Walhi (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) dan dengan beberapa tokoh lingkungan, untuk mulai melihat untuk kita menyusun kerangka acuannya,” katanya.

Siti Nurbaya berharap kajian strategis itu bisa selesai tidak lama, cukup 2 (dua) bulan saja.

Ia menceritakan, Presiden telah memberikan arahan kepadanya, agar dalam menyiapkan pemindahan ibu kota ini, justru pemerintah sekaligus memperbaiki kawasan taman hutan raya dan kawasan-kawasan konservasi untuk diperbaiki.

Juga nanti akan diperbaiki pemerintah adalah sisa-sisa lahan tambang, bekas-bekas lubang-ubang tambang, yang di Kaltim jumlahnya mencapai 1.400 lubang.

“Kenapa? Karena, geo morfologisnya Kaltim itu tanahnya tanah fluvial, fluvial marine, yang menahan air. Jadi kalau ada lubang dan sebagainya, dan sebagainya, sebetulnya airnya bisa dipanen atau airnya di-treatment begitu rupa, bisa menjadi bahan baku, misalnya begitu,” terang Siti.

Mengenai kekhawatiran terhadap sumber baku air tanah, Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan, dilihat saja nanti. Ia menegaskan, Kementerian LHK akan mempelajari morfologisnya, geologisnya, sehingga  kebutuhan-kebutuhan akan air dan sebagainya, itu bisa dikalkulasi. []

Baca Juga...
You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.