THE ASIAN POST, JAKARTA ― Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, pada era evolusi industri, semua sektor harus mempersiapkan diri, tanpa kecuali.
Jonan menekankan, saat Revolusi Industri 4.0 sudah datang dan tidak bisa dihindari, tidak ada yang mampu menghentikannya, karena sangat membantu kehidupan manusia dari waktu ke waktu.
Meningkatnya penggunaan teknologi robotik serta mesin juga akan banyak menghilangkan pekerjaan administrasi yang dahulunya memerlukan orang banyak.
“Yang memang paling bahaya adalah bidang kelilmuan yang sifatnya administrasi, pasti akan diganti oleh mesin. Kemarin kita lihat Tesla, produsen kendaraan listrik di dunia, sudah meluncurkan Robotic Taxi dengan kendaraan listrik, tanpa pengemudi yang bernafas. Pengemudinya mesin, pakai robot, diprogram saja,” jelas Jonan saat menjadi Pembicara Kunci pada acara Konferensi Regional Akutansi VI Tahun 2019 di Surabaya, Rabu (24/4).
Agar dapat bersaing lanjut Jonan, pemerintah saat ini bergerak dinamis untuk mengimbangi perkembangan dunia yang begitu cepat, tak terkecuali di sektor ESDM.
Seiring berjalannya revolusi industri 4.0, pemerintah akan memfokuskan pada pengembangan energi baru terbarukan (EBT) hingga kendaraan listrik sebagai salah satu komponen bisnis yang mempermudah pekerjaan.
EBT dan kendaraan listrik merupakan bagian dari 4 kegiatan yang menurut Jonan akan menjadi tren di Indonesia hingga 25 tahun kedepan.
“Untuk indonesia, Revolusi Industri dalam pandangan saya ada 4 bidang kegiatan yang akan menjadi tren sampai kira-kira 25 tahun ke depan, setelah itu mungkin akan berubah lagi,” kata Jonan.
Sektor itu adalah pertama, renewable energy untuk kelistrikan dan transportasi. Kedua, electric vehicles atau kendaraan listrik. Ketiga, transaksi online termasuk di pemerintah. Dan keempat, artificial intelligence termasuk implementasi 5G di berbagai kegiatan mulai kesehatan sampai fabrikasi.
“Untuk Indonesia setidaknya empat egiatan ini akan menjadi tren kedepan,” tukas Jonan.
Sebagaimana diketahui, Senin (22/4) kemarin, telah hadir taksi listrik pertama di Indonesia. Jonan mengapresiasi upaya ini, selain emisi yang lebih rendah dan polusi yang lebih kecil, listrik yang menjadi bahan bakar kendaraan ini juga lebih murah.
“Melakukan charging pukul 22.00 – 06:00 WIB saja, pada waktu tersebut PT PLN mempunyai program untuk memberikan diskon biaya tenaga listrik kepada pelanggan hingga 30%, jadi biaya tenaga listrik yang dikeluarkan lebih murah yakni sekitar Rp 1.000 per watt atau sekitar 40% dari harga premium,” terang Jonan. []