Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Bali (BPD Bali) berhasil meraih predikat “The Best” di Rating BUMD Keuangan 2021 untuk kategori modal inti Rp1 triliun sampai dengan di bawah Rp5 triliun (BUKU 2) beraset Rp25 triliun ke atas berdasarkan kinerja keuangan per September 2019-2020. Bank pembangunan daerah yang juga meraih penghargaan “Infobank Top BUMD Awards 2021” ini juga mendapatkan total skor 84,69% atas kinerja tersebut.
Di tengah krisis pandemi Covid-19, Bank pembangunan daerah yang cukup agresif dalam mengembangkan ekosistem digital di wilayah Bali ini tercatat berhasil menjaga kinerja keuangannya tidak terkontraksi terlalu dalam. Aset BPD Bali per September 2020 tercatat hanya minus 0,67% menjadi Rp26,25 triliun. Lalu, dana pihak ketiga (DPK) BPD Bali tercatat hanya minus 0,34% secara tahunan menjadi Rp21,85 triliun per September 2020. Sementara itu, modal inti dan laba masing-masing terkontraksi 2,84% dan 5,42% menjadi Rp3,07 triliun untuk modal inti dan Rp468,82 miliar untuk laba. Sementara penyaluran kreditnya mengalami kenaikan 3,08% menjadi Rp18,86 triliun per September 2020.
Sejumlah gebrakan BPD Bali dalam melakukan digitalisasi dapat dilihat salah satunya dari dimilikinya 30 pasar tradisional yang terlayani layanan nirsentuh QRIS. Pasar tradisional terbaru yang didigitalisasi oleh BPD Bali melalui layanan e-retribusi dan penerapan Quick Response Code Indonesian Standard ini adalah Pasar Banyuasri, Buleleng. Dalam penerapan transaksi digital, BPD Bali menjadi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) yang memfasilitasi layanan QRIS di Pasar Banyuasri.
Pihak BPD Bali juga bekerja sama dengan sejumlah market place untuk mendukung UMKM yang menjadi nasabah BPD Bali untuk mengembangkan usahanya. Terbaru, BPD Bali baru saja bekerja sama dengan PT Gojek Indonesia (Gojek) agar dapat mendorong promosi produk-produk UMKM.