Bahlil Top! Mau Stop Impor BBM dari Singapura yang Tak Punya Sumber Minyak
Jakarta — Nyali Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, memang top: dia mau stop impor BBM dari Singapura dan pindahkan ke negara lain yang punya sumber minyak.
Menurut Bahlil, sekitar 50 persen kebutuhan BBM Pertamina bergantung pada suplai kilang-kilang minyak Singapura, dan itu sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu.
“Ini yang perlahan-lahan mau kita kita arahkan ke negara lain,” ujar Bahlil di acara Energi dan Mineral Forum 2025 pekan lalu.
Menurut dia, Indonesia akan secepatnya melepas ketergantungan impor BBM dari Singapura. “Yang pasti, kalau bisa lebih cepat, maka akan lebih baik,” tegasnya.
Menurut Bahlil, rencana pengalihan impor BBM Indonesia dari Singapura ke negara lain ini akan dilakukan bertahap mulai November 2025, dimulai dari 50–60 persen hingga berhenti total.
Sebagai langkah awal, kata dia, Pertamina tengah membangun dermaga baru agar kapal berkapasitas besar dapat digunakan dalam pengiriman BBM.
SOAL HARGA DIRI
Rencana perpindahan negara pengumpor BBM ini, menurut Bahlil, terkait dengan harga diri bangsa: negara sebesar Indonesia kok bergantung pada negara seluas Jakarta.
“Lucu negara kita ini. Kita impor minyak, BBM, dari negara yang enggak ada minyaknya. Kan lucu di dunia ini,” tegas Bahlil.
Apalagi, lanjut Bahlil, Indonesia pernah jadi negara anggota OPEC, bisa jadi bahan olok-olokan di mata negara-negara lain lantaran BBM-nya dipasok Singapura.
“Ya daripada begitu, saya putuskan aja, enggak usah impor di sana (Singapura). Impor aja di Middle East (Timur Tengah). Middle East ketawain kita masih jauh lebih berharga, daripada Singapura ketawain kita karena dia enggak punya minyak,” ujarnya.
SINGAPURA PENGIMPOR TERBESAR
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah impor BBM dari tahun ke tahun mengalami kenaikan signifikan. Misalnya pada tahun 2022, jumlah impor minyak mentah maupun dalam bentuk BBM dan turunannya mencapai 47,74 juta ton.
Jumlah ini melonjak dibandingkan impor minyak pada tahun 2021 yang tercatat 42,12 juta ton. Sebelumnya pada tahun 2020, impor minyak Indonesia sempat turun seiiring perlambatan ekonomi akibat Covid-19 yakni 37,65 juta ton.
Sebelum Covid, impor minyak Indonesia selalu mencapai di atas 40 juta ton. Bahkan pada 2017 dan 2018, impor minyak Indonesia masing-masing 49,21 juta ton dan 50,37 juta ton.
Berikut adalah 10 negara eksportir atau negara asal impor BBM dan produk turun minyak lainnya ke Indonesia dengan volume terbesar (2022).
- Singapura 10,94 juta ton
- Malaysia 6,70 juta ton
- Arab Saudi 5,96 juta ton
- Nigeria 5,67 juta ton
- Amerika Serikat 3,17 juta ton
- UEA 2,53 juta ton
- Korea Selatan 1,80 juta ton
- Qatar 887 ribu ton
- Australia 782 ribu ton
- China 615 ribu ton. DW