THE ASIAN POST, JAKARTA – Price waterhouse Corporation (PwC) baru-baru ini merilis PwC “Women in Work Index 2019”. Laporan ini mengindeks pemberdayaan ekonomi perempuan dari 33 negara anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Laporan itu menyebutkan, perempuan dalam negara OECD masih menghadapi tantangan yang signifikan soal ketidaksetaraan di tempat kerja. Kesenjangan gaji tetap menjadi isu utama, serta masih minimnya keterwakilan perempuan dalam kepemimpinan perusahaan.
“Hanya satu dari lima kursi dewan yang terbesar di perusahaan publik di OECD. Jelas, masih panjang jalan yang harus dilalui,” demikian bunyi laporan itu, seperti dikutip oleh asianpost.id.
Islandia dan Swedia tetap menjadi dua negara OECD dengan kinerja terbaik. Sementara, Selandia Baru yang baru bergabung langsung menempati urutan ketiga.
Norwegia tergelincir ke urutan lima, digantikan oleh Slovenia, yang berada di urutan empat.
Sedangkan, Irlandia dan Belanda mampu meningkatkan peringkatnya sejak tahun lalu sebagai imbas dari indikator yang membaik, terutama karena upaya pemerintah yang mampu mengurangi tingkat pengangguran wanita.
Indeks itu juga mencatat, Chili dan Hongaria sama-sama mengalami penurunan kinerja dibandingkan tahun lalu terkait peningkatan kesenjangan upah gender. Sebaliknya, penurunan kinerja Swiss adalah karena kesenjangan gender yang melebar dalam partisipasi angkatan kerja dan peningkatan perempuan pengangguran.
Dalam jangka panjang, menurut laporan itu, telah terjadi pergerakan signifikan dalam peringkat negara, sebagian besar disebabkan oleh perubahan dalam tingkat pengangguran dan kesenjangan gender dalam partisipasi angkatan kerja.
Sejak tahun 2000, Luksemburg dan Polandia berhasil membuat peningkatan signifikan karena penyempitan kesenjangan upah, dan pengurangan besar pada tingkat pengangguran perempuan di masing-masing negara.
Di sisi lain, Portugal, Amerika Serikat, dan Austria semuanya jatuh secara signifikan sejak 2000. Portugal mengalami kenaikan signifikan dalam kesenjangan.
Sementara AS dan Austria mengalami penurunan dalam partisipasi angkatan kerja perempuan penuh waktu di masing-masing negara.
Inilah 10 negara yang paling ramah untuk pekerja perempuan
- Islandia
- Swedia
- Selandia Baru
- Slovenia
- Norwegia
- Luxemburg
- Denmark
- Polandia
- Finlandia
- Belgia