Jakarta– Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan membuat kebijakan ekstrem: memangkas 888 BUMN dan anak usahanya menjadi tinggal 200-an BUMN.
Menurut Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria, rencana pemangkasan ini adalah bagian dari kebijakan konsolidasi BUMN, khususnya di sektor logistik dan asuransi.
Untuk sektor logistik, kata Dony, nantinya dari 18 BUMN logistik hanya akan menjadi satu perusahaan besar.
Proses pengonsolidasian telah melalui proses fundamental business review terhadap keseluruhan BUMN.
“Jadi kita melakukan pengonsolidasian daripada bisnis kita, yang tadi tadi logistiknya ada 18, nanti menjadi 1 perusahaan logistik yang size-nya cukup besar. Kemudian juga memberikan nilai tambah yang signifikan buat Danantara, kata Dony di Jakarta, Kamis (19/6).
Untuk asuransi juga setali tiga uang, dari 16 perusahaan asuransi akan dipangkas menjadi tinggal 3 perusahaan, yakni asuransi jiwa, asuransi umum, dan asuransi kredit.
“Saat ini sejumlah BUMN menjalankan bisnis asuransi, namun masih dalam skala kecil dan tidak cukup kompetitif dibandingkan perusahaan swasta,” ujar Dony.
Selektif Pilih Direksi dan Komisaris
Perampingan BUMN menjadi 200-an perusahaan akan membawa konsekuensi tersendiri, di luar soal daya saing dan efisiensi, yakni soal tradisi bagi-bagi jabatan komisaris dan direksi.
“Selama ini, jabatan komisaris menjadi bagian dari tradisi bagi-bagi kue kekuasaan oleh penguasa. Setelah pengurangan jumlah BUMN, jumlah direksi dan komisaris pasti akan berkurang banyak,” ujar Yos Yuslizar, Direktur Eksekutif Pantau Institute, kepada The Asian Post, Kamis (19/6).
Kata dia, akan banyak posisi komisaris dan direksi BUMN yang hilang, sehingga “bagi-bagi” kue kekuasaan akan semakin selektif.
Yos berharap, dengan semakin sedikitnya kursi untuk direksi dan komisaris BUMN, penentuan direksi dan komisaris harus benar-benar selektif sesuai dengan kompetensi dan integritasnya.
“Jangan justru memangkas yang kompeten dan memiliki integritas tinggi, hanya untuk membiarkan kroninya tetap duduk manis di kursi komisaris,” tegas Yos. (DW)