Ade Armando Sebut Politik Dinasti Yogya, Baliho-baliho PSI Lenyap

Yogyakarta – Pernyataan Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ade Armando yang menyatakan bahwa politik dinasti sesungguhnya ada di Yogyakarta, memicu kemarahan mayarakat Yogyakarta. Baliho PSI di sepanjang Jalan Wonosari, Yogyakarta, pun lenyap.

Hilangnya baliho di sepanjang jalan tersebut diketahui Senin (4/12) pagi. Kebetulan, pada hari ini, Gubernur DIY Sri Sultan HB X meresmikan Lumbung Mataram di Kalurahan Kedungpoh, Kapanewon Nglipar, Gunungkidul. Hampir di sepanjang jalan menuju Lumbung Mataram terlihat bersih dari baliho PSI, yang sebelumnya bertebaran di sejumlah jalan.

Baliho PSI yang berada di jalan Jogja-Wonosari dari Sambipitu hingga Kota Wonosari terpantau sudah tak ada. Begitu juga di Jalan Wonosari-Nglipar juga tidak ditemukan. Di jalan Jogja-Wonosari, yang tersisa hanyalah satu Baliho di Batas Kota di Kalurahan Logandeng Kapanewon Wonosari. Itu pun terpasang bergandengan dengan baliho lain.

Lalu, di Jalan Wonosari-Nglipar yang tersisa hanya di utara perempatan Budegan yang berada di kalurahan Karangtengah Kapanewon Wonosari. Padahal, sebelumnya puluhan baliho bergambar Kaesang maupun Presiden Jokowi terpasang rapi di jalan Jogja-Wonosari sepanjang 12 kilometer tersebut.

Selain di jalan Jogja-Wonosari, baliho di jalan Sambilitu-Nglipar yang dilewati oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X menuju ke lokasi acara di Kalurahan Kedungpoh Kapanewon Nglipar juga bersih dari baliho PSI. 

Baliho PSI sekarang hanya terpampang di beberapa jalan alternatif. Meski terpasang, kondisi baliho telah rusak atau tercoret-coret, seperti yang terpasang di jalan Nglanggeran-Sambipitu di mana beberapa ada yang dirusak.

Satpol PP Tak Tahu Menahu

Sementara itu, Sat Pol PP mengaku tidak mengetahui hilangnya baliho-baliho PSI atau Partai Solidaritas Indonesia di sejumlah titik di Gunungkidul. Namun, dia mengakui beberapa waktu lalu bahwa pihaknya melakukan penertiban baliho yang dilakukan sebelum masa kampanye.  

Kepala Sat Pol PP Gunungkidul, Edy Basuki menyatakan pihaknya dengan Bawaslu Gunungkidul telah melakukan giat penertiban sebanyak 5 kali di bulan November dengan menyasar baliho yang melanggar.

“Itu dulu belum masanya kampanye,” ujarnya.  

Menurutnya pihaknya melakukan penertiban baliho yang melanggar yaitu baliho-baliho yang sudah ada ajakan untuk mencoblos tanda gambar. Karena memasuki masa kampanye maka baliho Itu yang direkomendasikan oleh bawaslu.

Lalu, yang kedua sesuai dengan surat edaran bupati yang sudah mereka sampaikan di tahun 2022 yaitu semua atribut tidak hanya reklame kampanye yang dipasang di pohon, kemudian di tiang listrik, tiang telepon yang jelas melanggar aturan itu juga mereka tertibkan. 

“Itu ada di semua jalan, kalau di pohon kita copot,” jelasnya.

PSI Harap Semua Pihak Tak Terprovokasi

Ketua DPD PSI Gunungkidul, Danang Ardiyanto menambahkan terkait Baliho PSI banyak yang hilang, dia selaku ketua DPD menyayangkan hal tersebut. Sebab dalam masa kampanye saat ini hendaklah semua pihak saling menghargai dan bertindak demokratis dengan menciptakan suasana adem ayem di masyarakat.

“Terkait hilangnya baliho-baliho PSI, kita tidak akan melaporkan masalah ini ke Gakkumdu atau Polisi,” tuturnya. 

Danang menjelaskan jika PSI tetap akan membawa politik riang gembira dengan santai dan santun pada Pemilu 2024. Dan dia meminta untuk kader dan simpatisan PSI juga masyarakatat jangan mudah emosi dan terprovokasi. SW

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.