Alhamdulillah! Meski Kena Retas, Dana Nasabah Bank DKI Aman

Jakarta – Direktur Utama Bank DKI Agus Haryoto Widodo mengungkapkan dugaan adanya peretasan sistem bank yang membuat JakOne Mobile, aplikasi mobile banking Bank DKI, terganggu sejak Sabtu (29/3) menjelang Lebaran. Meski ada kebocoran dana, dipastikan dana nasabah Bank DKI aman.

“Ada satu pihak ketiga yang tidak bekerja sebagaimana mestinya. Mereka menggunakan akses level tinggi untuk masuk ke sistem,” ungkap Agus Haryoto Widodo dalam media gathering di Jakarta, Rabu (16/4).

Meski mengalami kebocoran dana usai aksi peretasan tersebut, Agus memastikan dana yang bocor bukan dana nasabah Bank DKI. Agus memperkirakan, dana bank yang bocor tak lebih dari Rp100 miliar.

Saat ini, kata Agus, pemeriksaan forensik dan perbaikan sistem tengah dilakukan oleh lembaga yang ditunjuk Bank DKI. Untuk transaksi nasabah tetap berjalan normal melalui jaringan ATM dan kantor cabang.

Setelah dilakukan pemulihan, lanjut Agus, layanan nasabah melalui kantor cabang dan ATM sudah berjalan normal sejak 7 April. Beberapa layanan aplikasi mobile banking JakOne Mobile juga tetap bisa dilakukan, seperti fitur cek saldo, pembayaran, dan transfer antar-rekening Bank DKI.

Sementara, untuk layanan mobile banking yang lain, seperti transfer antar-bank, kata Agus, masih dilakukan proses pemulihan. “Mudah-mudahan minggu ini atau paling lambat minggu depan bisa selesai dan kita bisa buka. Akan kita sampaikan up date-nya,” ujarnya.

Terkait proses investigasi internal, kata Agus, beberapa karyawan Bank DKI telah dinonaktifkan untuk kepentingan penyelidikan. Namun, bukan berarti mereka terbukti terlibat langsung.

Langkah Dirut Bank DKI mengungkapkan informasi adanya upaya peretasan dan up date upaya pemulihan secara terbuka ke nasabah layak diapresiasi. Hal ini membuat kepercayaan (trust) nasabah Bank DKI cepat kembali pulih.

Terbukti, menurut Agus, selama kasus peretasan ini muncul, hingga proses pemulihan, tak ada aksi penarikan dana secara besar-besaran oleh nasabah Bank DKI. “Bahkan, dana (dana pihak ketiga/DPK) Bank DKI mengalami pertumbuhan,” ungkapnya.

Dalam catatan The Asian Post serangan pada sistem perbankan tak hanya dialami oleh Bank DKI. Sebelumnya, dua bank besar juga mengalami hal yang sama. Maklum, sepanjang tahun 2024 saja, serangan siber terhadap sistem perbankan di Indonesia mencapai 4 miliar serangan. DW

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.