THE ASIAN POST, JAKARTA – PT PLN (Persero), PT Len Industri (Persero) dan PT Pertamina (Persero) menandatangani Head of Agreement (HOA) sinergi dalam pembangunan dan penyelenggaraan bisnis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Penandatanganan ini juga dihadiri oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan dilakukan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta pada Kamis (3/10).
Direktur Utama PT Len Industri, Zakky Gamal Yasin menjelaskan bahwa ketiga perusahaan tersebut akan membentuk perusahaan patungan dalam rangka mengelola proyek PLTS di lingkungan perusahaan BUMN dan lainnya. Kerja sama ini sekaligus mendukung program pemerintah untuk mencapai target Bauran Energi tahun 2025 sebesar 6,5 GWp (Gigawatt peak).
“Di lingkungan kita sendiri seandainya semua BUMN memanfaatkan PLTS potensinya bisa di kisaran 1,4 GWp. Pemanfaatannya bisa diterapkan di jalan tol, bandara, SPBU, stasiun kereta, pertambangan, pabrik, kantor, perkebunan, pelabuhan, serta gudang-gudang,” ujar Zakky.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media (PISM) Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan Kementerian BUMN menyambut baik sinergi ketiga BUMN dalam pengembangan energi baru terbarukan, seperti PLTS. Ke depan. dia berharap pembangunan PLTS nantinya dapat dikembangkan di daerah-daerah yang belum mendapatkan akses listrik.
“PLTS ini kan bisa digunakan untuk meningkatkan akses di daerah-daerah yang belum mendapatkan listrik. Kami harap sinergi ini berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan,” ujar Harry dalam keterangannya.
Energi surya adalah sumber energi melimpah di negeri khatulistiwa, Indonesia. Berdasarkan data Kementerian ESDM, Indonesia memiliki potensi energi matahari hingga 207,8 Gigawatt (GW). Sedangkan, pemanfaatan energi surya secara nasional melalui PLTS baru sebesar 94,42 MWp sampai dengan 2018. (Evan Yulian Philaret)