Jakarta— Mantan Menko Polhukam Mahfud MD meminta Kejagung jangan takut usut dugaan keterlibatan mantan Menkominfo Budi Arie Setiadi dalam kasus pengamanan situs judi online alias judol.
“Ini tantangan bagi kejaksaan untuk mengungkap kasus itu dengan sebaik-baiknya,” ujar Mahfud MD di kanal YouTube miliknya, Kamis (19/6).
Mahfud meminta Kejagung jangan kepada orang yang jadi teman Budi Arie. “Apakah sesama menteri, aparat penegak hukum, atau orang yang lebih tinggi lagi,” tegasnya.
Menurut Mahfud, pengusutan kasus judol ini harus dijadikan momentum untuk melaksanakan perintah Presiden Prabowo Subianto yang menyerukan penegakan hukum tanpa pandang bulu.
“Presiden Prabowo sudah menyampaikan bahwa penegakan hukum harus dilakukan tanpa pandang bulu, tanpa pandang keluarga, agama, atau suku,” tuturnya.
Pernyataan sikap Presiden tersehut, kata Mahfud, bisa digunakan sebagai dasar dan tidak dijadikan alasan untuk bernegosiasi atau membisik. “Nggak boleh,” tandasnya.
Menurut Mahfud, sejumlah informasi yang berkembang menguatkan dugaan keterlibatan Budi Arie.
Salah satunya, kata Mahfud, adalah keterangan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) yang menyebutkan uang hasil judi online pernah diantarkan ke rumah dinas Budi Arie dengan bungkus kopi.
“Pengakuan di pengadilan serta catatan dalam BAP merupakan hal yang sangat terang benderang, sehingga Budi Arie tidak seharusnya dilepaskan begitu saja dengan alasan tidak tahu soal teknis,” ujarnya.
Dalam surat dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam persidangan di PNJakarta Selatan, Rabu (14/5), terungkap, Budi Arie disebut sempat melakukan pertemuan dengan dua terdakwa yakni Zulkarnaen Apriliantony dan Adhi Kismanto.
Pertemuan dilakukan di rumah dinas menteri komplek Widya Chandra, Kebayoran Baru, Senayan, Jakarta Selatan pada 19 April 2025. (DW)