Lewat Semangat Kartini, OJK Dorong Wanita Indonesia Menjadi Cerdas dan Berintegritas

Jakarta– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperingati Hari Kartini secara hybrid dengan mengangkat tema “Perempuan Cerdas, Berdaya, dan Berintegritas Menuju Indonesia Emas”.

Kegiatan ini sebagai bentuk komitmen dalam mendorong kesetaraan gender, penguatan integritas, dan pemberdayaan perempuan di sektor jasa keuangan.

Di kesempatan itu, Ketua Dewan Audit OJK Sophia Wattimena menyampaikan urgensi penguatan integritas di kalangan perempuan Indonesia, khususnya di sektor jasa keuangan.

“Kita melihat bahwa kesetaraan gender memiliki korelasi erat dengan tingkat integritas suatu bangsa. Negara-negara dengan indeks ketimpangan gender rendah cenderung memiliki tingkat korupsi yang juga rendah. Ini menjadi cermin bahwa partisipasi perempuan dalam tata kelola harus ditingkatkan,” kata Sophia, di Jakarta, Selasa, (22/4).

Sophia juga menyoroti sejumlah tantangan sosial ekonomi yang dihadapi perempuan saat ini. Mulai dari rendahnya tingkat pendidikan, dampak budaya konsumtif akibat fenomena FOMO (Fear of Missing Out), hingga tingginya tingkat korban pinjaman online ilegal, terutama di kalangan ibu rumah tangga dan guru.

“Menanamkan nilai integritas tidak cukup hanya sebagai wacana. Harus dimulai sejak dini, dari rumah, melalui pola asuh yang sehat dan bijak. Perempuan Indonesia memiliki peran kunci dalam membentuk generasi yang jujur, tangguh, dan cerdas mengambil keputusan,” ujar Sophia.

Acara menghadirkan berbagai narasumber inspiratif, antara lain Duta Besar RI untuk Portugal Susi Marleny Bachsin dan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Veronica Tan.

Susi dalam sambutannya menegaskan bahwa perempuan bukan sekadar bagian dari ekonomi, namun penggerak utama perubahan.

“Perempuan bukan hanya sekadar bagian dari perekonomian, tetapi penggerak utama dalam menciptakan perubahan. Dengan meningkatkan partisipasi perempuan di sektor jasa keuangan, kita tidak hanya membangun ketahanan ekonomi nasional, tapi juga mempercepat langkah menuju Indonesia Emas 2045,” ungkap Susi.

Susi juga menekankan pentingnya literasi keuangan dan dukungan bagi wirausaha perempuan. Ia ingin mendorong kepemimpinan perempuan di sektor formal sebagai bagian dari transformasi ekosistem keuangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Sementara Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Veronica Tan juga mengajak masyarakat untuk menyadari peran penting perempuan. Bukan hanya sebagai pengurus rumah tangga, tetapi juga sebagai pendidik generasi masa depan.

“Kita harus sadar bahwa perempuan sejak awal adalah agen perubahan. Tapi terlalu lama mereka tidak tahu bahwa mereka punya hak, punya mimpi, dan mampu luar biasa. Saat ini, tugas kita adalah menciptakan ruang dan ekosistem yang mendorong perempuan untuk sadar, diakui, dan diberdayakan,” jelas Veronica.

Veronica menekankan pentingnya peran ibu dalam membentuk karakter anak, terutama di era digital saat ini. Menurutnya, jika guru anak hanya orang tua dan guru di sekolah, maka sekarang, mereka bersaing dengan teknologi digital, seperti Google.

“Maka nilai-nilai seperti etika, empati, dan moral hanya bisa ditanamkan dari rumah. Kuncinya adalah menjaga kedekatan dengan anak dan menjadi ‘teman pertama’ mereka dalam menghadapi tantangan,” tambah Veronica.

Dalam kegiatan ini, OJK menggarisbawahi pentingnya peran perempuan dalam menjaga budaya anti-fraud dan integritas sejalan dengan berbagai inisiatif dari OJK. Termasuk peran aktifnya dalam menjaga integritas, melalui pemahaman dan implementasi terhadap larangan gratifikasi yang dapat dianggap suap dan kewajiban pelaporan.

Selain itu juga keterlibatan dalam pelaporan indikasi fraud maupun pelanggaran etik melalui email, situs web, atau surat tertulis sesuai kanal yang disediakan OJK, yaitu saluran pelaporan dugaan pelanggaran melalui Whistleblowing System (WBS).

OJK telah menunjukkan komitmennya melalui sertifikasi Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) di seluruh satuan kerja, pengendalian gratifikasi yang ketat, serta sinergi dengan KPK dalam mencetak penyuluh antikorupsi bersertifikat.

OJK mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk terus bergerak, bermimpi, dan berkarya tanpa kehilangan pijakan nilai. Seperti dikatakan Kartini, “Habis gelap terbitlah terang”, perubahan menuju masa depan Indonesia Emas dimulai dari langkah kecil yang berani dan penuh integritas.

Kegiatan ini dihadiri lebih dari 200 peserta secara langsung dan sekitar 3.000 peserta daring. Para peserta berasal dari internal OJK, pemangku kepentingan, serta anggota Komisi XI DPR.

Tujuannya, menginspirasi perempuan agar menjunjung tinggi nilai integritas, meningkatkan kesadaran akan peran strategis perempuan dalam pembangunan sektor jasa keuangan yang transparan dan berintegritas, serta mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045. (RAL)

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.