Yogya Fokus Dorong Pertumbuhan Lewat Padat Karya

THE ASIAN POST, JAKARTA – Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X mengaku tidak mengejar pertumbuhan ekonomi  daerahnya dengan padat modal.

“Di Yogya tidak ada perusahaan padat modal. Saya tidak mau padat modal, lebih baik industri menengah kecil tapi banyak yang bekerja,” kata Sri Sultan saa5 menjadi pembicara  pembicara dalam penyerahan Anugerah Kepala Daerah dan BUMD Terbaik 2019, yang diselenggarakan The Asian Post di Jakarta, Jumat (26/7).

Bahkan menurut Sri Sultan, di Yogyakarta tidak memerlukan pertumbuhan 9 atau 10 persen jika didapat dengan padat modal.

Sebaliknya, cukup dengan 6 persen tetapi padat karya banyak orang yang bisa bekerja.

“Gak apa-apa enam persen tapi toko kelontongnya banyak,” katanya.

Sri Sultan juga menekankan untuk terus mengembangkan UMKM dengan keberpihakan melalui kebijakan-kebijakannya.

Misalnya, ia tengah mengusahakan agar UMKM tradisional lokal setempat dapat membuka kios di Bandara Internasional Yogyakarta.

Meski begitu, Sri Sultan tetap ingin menjaga mutu dengan menyaring UMKM lewat kurator, yang nantinyabmenentukan mana yang dapat membuka toko do BIY.

“Karena di sana ada market untuk Indonesia dan market untuk asing,” katanya.

Tapi diakui, salah satu hambatan terbesarnya adalah pendanaan, meningar biaya sewa 6ang mahal, sekitar Rp400-500 ribu per meter.

Baca Juga...

Salah satu opsi yang tengah dipertimbangkan adalah membuat unit usaha baru untuk mengelola persewaan ini.

Yang pasti, tegasnya, standarisasi produk juga harus bisa dicapai, dan menjadi  tugas pemda untuk meningkatkannya. []

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.