Jakarta– Presiden AS Donald Trump mulai pusing. Kebijakan menaikkan tarif impor dan tarif resiprokal tambahan terhadap 180 negara mulai ditentang. Bahkan, oleh orang-orang terdekatnya.
Washington Post melaporkan, para pelaku usaha di AS keberatan dengan kebijakan yang baru dibuat Trump tersebut. Elon Musk, pengusaha yang dipercaya memimpin Departemen Efisiensi, termasuk di dalamnya.
“Sekutu Trump, Elon Musk, telah meminta Trump untuk menghapus tarif. Di sebuah kongres di Florence dari Partai Liga sayap kanan Italia, Musk meminta tarif nol antara Eropa dan AS,” ujar sumber Washington Post, seperti dikutip Reuters, Selasa (18/4).
Meski permintaan Musk belum membuahkan hasil, menurut sumber, perbedaan pendapat ini menandai ketidaksepakatan antara Trump dan salah satu orang dalam (ordal) di pemerintahannya.
Permintaan Musk didasari oleh menurunnya penjualan mobil listriknya, Tesla. Saham perusahaan diperdagangkan pada US$233,29 pada penutupan terakhirnya pada hari Senin, turun lebih dari 42% sejak awal tahun.
Selain Musk, konglomerat AS yang turut menyerang kebijakan tarif Trump adalah Bill Ackman, Jamie Dimon, Stanley Druckenmiller, dan Ken Fisher. Mereka menyuarakan kegelisahannya melalui media sosial.
Bill Ackman mengungkapkan, investasi bisnis akan terhenti karena konsumen akan membatalkan transaksi bisnis jika pungutan baru benar-benar diberlakukan.
“Ini sangat merusak reputasi kami di mata dunia dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memulihkannya,” tulis investor senior itu di aplikasi X.
Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase, memperingatkan, kebijakan tarif Trump memicu kenaikan harga. Hal ini mendorong ekonomi global ke dalam kemerosotan, dan melemahkan posisi AS di dunia.
“Tarif baru ini kemungkinan akan meningkatkan inflasi dan menyebabkan banyak orang mempertimbangkan kemungkinan resesi yang lebih besar,” tulis Dimon dalam surat tahunan kepada pemegang saham.
Stanley Druckenmiller, pendiri Duquesne Family Office, mengatakan, ia tidak mendukung tarif impor yang melebihi 10%. “Kecuali Trump mengubah arah, kita sedang menuju musim dingin nuklir ekonomi yang kita ciptakan sendiri, dan kita harus mulai berdiam diri,” ujar CEO Pershing Square Capital Management itu.
Ken Fisher, pendiri dan Ketua Eksekutif Fisher Investments, mengatakan, tarif Trump merupakan sesuatu yang bodoh. Langkah ini adalah bentuk ketidaktahuan Trump tentang perdagangan dan menangani masalah dalam aktivitas bisnis. (DW)