Seorang wanita dari Kansas yang bernama Allison Fluke-Ekren tengah menjalani penahanan sebelum dijatuhi hukuman atas kasus terorisme. Dirinya diduga memimpin skuadron tempur wanita ISIS di AS.
Ia juga diketahui melatih anak-anak kecil berusia enam tahun untuk menggunakan machine gun dan melakukan teror. Ia menghadapi tuntutan hukuman 40 tahun penjara.
Bagaimana seorang mantan guru sekolah dan istri yang hidup dalam budaya Amerika yang kuat bisa menjadi pengikut hingga pemimpin kelompok Negara Islam (ISIS) masih menjadi misteri. Bahkan, mantan guru science Allison ketika ia masih remaja, Larry Miller, terkaget-kaget ketika mengetahui Allison menjadi pengikut fanatik dari kelompok agama garis keras tersebut.
“Dia adalah anak yang sangat baik. Dia juga adalah anak yang sangat cerdas, dan memiliki selera humor. Orang tuanya sangat supportive,” ujar Larry, seperti dikutip bbc.com, Jumat (4/2/22).
“Dia tidak pernah mengindikasikan tanda-tanda bahwa ia akan menyakiti makhluk hidup,” tambahnya. Larry mengingat bagaimana Allison menangkap seekor kadal, dan memeganggnya dengan sangat hati-hati agar teman-temannya yang lain dapat menelitinya.
“Saya tidak mengerti bagaimana seseorang yang memiliki rasa cinta terhadap makhluk hidup tega mengajarkan kekerasan kepada anak-anak,” Larry heran.
Berdasarkan data dari otoritas AS dan publik, Allison ternyata pernah tinggal di Timur Tengah pada akhir era 2000-an dengan mantan suami dan anak-anaknya. Ia menjelaskan secara detail kehidupannya di sana pada sebuah blog selama tahun 2008 sampai 2010.
Di tahun 2012, ia diselundupkan ke Suriah, dan hidup di dalam komunitas terorisme di sana. Ia menikahi beberapa pekerja Negara Islam setelah suami pertamanya meninggal dunia, dan melatih wanita serta anak-anak perempuan untuk menggunakan senjata AK-47, bom, dan cara mengenakan rompi bunuh diri.
Seorang saksi berkata bahwa ia pernah melihat salah seorang anak Allison yang kala itu berusia sekitar 6 tahun, tengah memegang machine gun di tempat tinggalnya di Suriah.
Awal minggu ini, orang tua dan dua anak dewasa Allison di AS, meminta otoritas untuk mencegah Allison menghubungi mereka.
“Bagaimana seorang Amerika tulen seperti Allison, menjadi seorang teroris dan pembunuh?” Miller kembali heran. “Ia pasti telah di-brainwashed,” pungkasnya.