THE ASIAN POST, JAKARTA ― Demonstran yang bentrok dengan aparat kepolisian di bawah flyover Slipi membakar satu bangunan yang diduga pos polisi yang berada di persimpangan Pejompongan.
Kepolisian mengerahkan satu mobil taktis water cannon untuk memadamkan api, saat ini api sudah bisa dikendalikan.
“Itu adalah pospol Pejompongan,” kata salah seorang pengendara yang enggan disebutkan namanya ketika tertahan di tol tepat di atas flyover Slipi akibat bentrok demonstrasi, Rabu.
Dari laporan Antara disebutkan, bangunan tersebut ludes dilalap api, meski kepolisian sempat berusaha memadamkannya dengan menambahkan air dari mobil taktis.
Sejak Rabu siang, aparat kepolisian mencoba menahan massa dengan membuat blokade tameng di kedua ruas jalan baik di atas maupun di bawah flyover.
Demonstran memberondong kepolisian dengan batu, sementara polisi mencoba mengurai massa dengan melontarkan gas air mata.
Sebelumnya, Selasa 24 September 2019, gabungan mahasiswa demonstrasi sejak siang, mereka menyampaikan tuntutan soal penolakan RUU KUHP dan UU KPK dan RUU menyangkut agraria.
Ribuan mahasiswa berasal dari, Universitas Negeri Jakarta, Trisakti, Paramadina dan Universitas Kristen Indonesia, Universitas Lampung, perwakilan UGM, Cipayung plus, HMI, dan GMNI.
Selain itu, mahasiswa juga berasal dari Aliansi Mahasiswa Banten yakni dari, Universitas Banten Jaya, Universitas Tirta, Bina Bangsa dan beberapa perguruan tinggi lainnya di Banten.
Pada sore Selasa bentrok mulai pecah, dan berlanjut sampai malam harinya, kepolisian memukul mundur demonstran ke arah GBK dan Slipi.
Pada siang Rabu, giliran para pelajar yang demonstrasi, aksi berujung ricuh pada sore harinya. Belum diketahui apakah demonstrasi pelajar ini memiliki motivasi yang sama dengan aksi gabungan mahasiswa. []