Restrukturisasi Kredit Segera Berakhir, OJK Ungkap Tantangan di Depan Mata

Jakarta— Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengakhiri kebijakan restrukturisasi kredit Covid-19 pada Maret bulan ini, bertepatan dengan bulan suci Ramadan.

Berakhirnya relaksasi tersebut akan menjadi tantangan bagi industri perbankan dalam menjaga risiko kredit atau Loan to Asset Ratio (LAR) di 2024.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan, pihaknya akan terus memantau perkembangan LAR industri perbankan dan melihat perbankan dapat menjaga risiko kredit di level yang manageable.

“OJK akan memantau LAR perbankan, meskipun terdapat beberapa tantangan ke depan seperti berakhirnya aturan restrukturisasi Covid-19 sepenuhnya di tahun 2024,” ujar Dian dalam jawaban tertulisnya, pada Senin, (18/3/2024).

OJK akan mengakhiri relaksasi restrukturisasi kredit perbankan yang jatuh pada Maret 2024. Sebelumnya, restrukturisasi kredit Covid-19 direncanakan berakhir pada Maret 2023, namun OJK memutuskan untuk memperpanjang program itu untuk tiga segmen prioritas dan wilayah tertentu.

Tiga segmen itu, yakni UMKM, penyediaan akomodasi dan makan-minum, serta beberapa industri yang menyediakan lapangan kerja besar.

Kemudian, untuk wilayah Bali menjadi pertimbangan oleh OJK untuk memperpanjang restrukturisasi kredit, sebab belum pulih sepenuhnya pasca pandemi.

Selain itu, tantangan lainya adalah masih adanya ketidakpastian global yang menyebabkan turunnya permintaan dan dikhawatirkan turut dapat memengaruhi kinerja debitur, serta kebijakan suku bunga tinggi dan volatilitas nilai tukar.

Dalam hal ini, OJK terus meminta perbankan untuk senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian dan selektif dalam menyalurkan kredit baru maupun existing.

“Serta perbankan diminta untuk meningkatkan pencadangan (CKPN) untuk mengantisipasi pemburukan kualitas kredit restrukturisasi Covid-19,” pungkasnya.

Perlu diketahui, OJK mencatat hingga Januari 2024 kredit restrukturisasi Covid-19 melanjutkan tren penurunan menjadi Rp251,21 triliun dibandingkan Desember 2023 sebesar Rp265,78 triliun.

Angka tersebut turun Rp14,57 triliun dengan jumlah nasabah yang turun menjadi 977 ribu nasabah dibandingkan posisi Desember 2023 sebanyak 1,04 juta nasabah. (*)

Editor: Ranu Arasyki Lubis

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.