Purbaya, Nerdy dari ITB Pencari Jalan Lain Menuju Pertumbuhan 8 Persen

Jakarta – Banyak sisi lain Purbaya Yudha Sadewa, Menkeu baru, yang belum diketahui publik, salah satunya masa lalunya di ITB, kampus tempat dia mengambil Teknik Elektro.

Menurut penuturan Peter F. Gontha, mantan bankir, pengusaha, dan Dubes RI untuk Polandia, Purbaya bukanlah sosok yang menonjol di organisasi kampus.

Dia juga bukan aktivis. Dia lebih dikenal oleh kawan-kawan seangkatannya sebagai mahasiwa yang jenius.

Dia lebih sering tenggelam dalam dunia angka, persamaan diferensial, dan model-model matematis yang rumit.

“Di antara ribuan mahasiswa yang pernah menimba ilmu di Institut Teknologi Bandung (ITB), hanya segelintir yang meninggalkan jejak intelektual begitu dalam hingga disebut sebagai “the real genius.” Salah satunya adalah Purbaya Yudha Sadewa,” ungkap Peter, dikutip dari akun FB-nya, Senin (15/9).

Teman-temannya, kata Peter, menjulukinya sebagai “Nerdy”. Nerdy merujuk pada seseorang yang dianggap sangat intelektual, cenderung pendiam atau introvert, dan memiliki minat obsesif pada topik tertentu.

Namun, lanjut Peter, di balik julukannya itu ada pengakuan tulus: ia seorang jenius sejati.

“Dan di ITB, ada budaya tak tertulis—bila seseorang benar-benar jenius, maka sedikit arogansi dianggap sah. Sebab mereka bermain di liga yang berbeda,” ujarnya.

Menurut Peter, ketika banyak ekonom Indonesia menempuh jalur aman, menulis disertasi berbasis data empiris dalam negeri, menguji teori dengan model konvensional yang sudah tersedia, Purbaya memilih jalan sebaliknya.

Disertasinya di luar negeri, kata dia, bukan sekadar menempelkan data ke model orang lain.

Dia membangun model matematisnya sendiri, menurunkan persamaan demi persamaan, mengisi setiap appendix dengan pembuktian matematik murni.

“Bukan satu negara, tapi berbagai case study lintas dunia ia gunakan untuk menunjukkan: modelnya universal, bukan sekadar lokal,” jelasnya.

Gaya berpikir ini, kata Peter, membuat Purbaya berbeda.

Dia bukan hanya seorang ekonom, tapi seorang mathematical economist, ilmuwan yang melihat kebijakan ekonomi bukan sebagai wacana politik, melainkan sistem rumus yang bisa dijabarkan, diuji, dan dibuktikan.

Kini, setelah perjalanan panjang sebagai akademisi, peneliti, dan teknokrat, Purbaya Yudha Sadewa diangkat menjadi Menteri. Menurut Peter, ini bukan sekadar rotasi birokrasi.

“Ini adalah momen ketika seorang pemikir “Nerdy” yang dahulu hanya bermain dengan derivasi dan persamaan kini dihadapkan pada tantangan nyata: bagaimana menerjemahkan logika matematis ke dalam keputusan politik dan kebijakan publik,” paparnya.

Bagi banyak orang, kata Peter, mungkin ini mengejutkan. Sosok yang dulu lebih banyak diam, larut dalam dunia hitam di atas putih, kini menjadi tokoh publik.

Namun, lanjut dia, bagi yang mengenalnya sejak lama, ini adalah kelanjutan logis: negara akhirnya memberi tempat pada seorang jenius, bukan hanya seorang teknokrat biasa.

Menurut Peter, jika banyak ekonom lahir dari data, maka Purbaya lahir dari formula. Jika banyak kebijakan dirumuskan dengan kompromi, ia akan melihatnya dengan logika murni: apa yang benar, apa yang salah, apa yang optimal.

“Dan kini, sejarah menanti—apakah jenius matematis dari ITB, doktor dari di Purdue ini mampu mengubah kalkulasi di atas kertas menjadi solusi bagi 270 juta rakyat Indonesia?,” tutupnya. (DW)

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.