THE ASIAN POST, DEPOK ― Rencana Universitas Indonesia (UI) untuk memberlakukan tarif parkir bagi warga yang ingin melintas di kawasan kampus, mendapat penolakan dari mahasiswa dan warga Depok.
“Waduh. Kok seperti pusat perbelanjaan, mal dan tempat rekreasi saja, mosok bayar. Kan ini jalan pintas. Selain itu, kampus UI Depok ini kan menjadi tempat berolahraga warga pinggiran kampus, seperti warga Beji, Kukusan, Pondok Cina, dan lainnya,” kata Nurdiansyah, warga Depok, Sabtu (6/7)
Selama ini warga Depok yang ingin ke Jakarta atau Kelapa Dua khususnya pengendara sepeda motor melalui jalan alternatif pinggir pagar UI yang terbuka untuk umum.
Namun, beberapa minggu belakangan terpasang alat mesin parkir berbayar jelas tidak masuk akal kawasan kampus malah dijadikan tempat komersial.
Menurutnya, pemberlakuan lewat kampus UI harus membayar tentunya sangat disesalkan apalagi tidak langsung masuk ke dalam fakultas, rektorat, rumah sakit dan lainnya tapi hanya lewat harus bayar juga.
“Lain halnya jika warga atau mahasiswa masuk ke areal parkir fakultas masing-masing untuk pengamanan mungkin bisa dikenakan tarif parkir tersendiri bukan di seluruh kawasan UI harus bayar, ” tuturnya kecewa.
Protes dan keberatan juga disampaikan melalui sejumlah spanduk di pintu masuk kawasan Kampus UI Depok di kawasan Beji, Kukusan dan Pondok Cina kaitan rencana parkir berbayar, demikian dilansir poskotanews.
Informasi dari DPPF UI, pengelola akan memberlakukan tarif parkir mobil Rp 4.000 hingg Rp 6.000, serta tarif parkir motor Rp 2.000 untuk satu jam pertama dan Rp 1.000 untuk jam berikutnya hingga maksimal Rp 4.000.
“Jadi kita dua kali dong bayar parkirnya. Saat masuk bayar dan saat parkir juga bayar,” ujarnya. []