Bali Small is Beautiful, Tujuan Wisata Favorit Dunia

Pungutan fee pada wisman untuk biaya pelestarian budaya dan kearifan lokal

Bali pada awalnya perekonomiannya bertumpu pada sektor primer pertanian dalam arti luas dengan lembaga subak sebagai lembaga irigasi yang mengatur pengairan yang sangat terkenal ke penjuru dunia. Mengingat Bali dipandang sebagai Bali Small Is Beautiful sangat potensial untuk dikembangkan dalam bidang pariwisata  yang membuat Bali terkenal akan pariwisatanya semata mata bukan karena keindah an pantai, terasering persawahan, pegunungan dan pesona alamnya melainkan pariwisata Bali berkem bang karena nilai estitika, seni budaya yang berdasarkan agama Hindu, dan sifat fleksibilitas serta sikap toleransi  orang Bali.

Namun sikap toleransi jangan sampai berlebihan dan kebablasan yang perlu disakralkan harus dijaga dan diapresiasi dengan baik demikian arahan Gubernur Bali DR. Wayan Koster pada suatu kesempatan.

Awalnya setelah dirintis oleh Bung Karno yang membentuk fundamental pariwisata maka pada kisaran pada era tahun 1970 an sebagai awal perkembangan pesat pariwisata Bali.

Mulai saat itu begitu banyak hotel, vila resort, bungalow dan home stay bertumbuhan bagaikan jamur dimusim hujan semuanya makin lengkap mengakomodasi para wisatawan untuk berlibur di Bali.

Oleh Pemda Provinsi Bali pariwisata menjadi lokomotif dalam mendongkrak perekonomian Bali yang memang pertumbuhan sempat melonjak menyentuh level 7% dan selalu berada diatas rata rata pertumbuhan ekonomi nasional.

Bahkan Bali sudah menjadi sangat tergantung pada kegiatan pariwisata. Namun demikian pariwisata mempunyai implikasi positif dan negative bagi keberadaan Bali. Dengan pariwisata banyak menarik investasi demikian mendatangkan devisa yang diperlukan untuk pembangunan. Tentu saja menyediakan lapangan kerja.

Negara bisa mendapat keuntungan dari investasi luar negeri. Pariwisata dapat membantu untuk melestarikan budaya dan kearifan masyarakat setempat karena mereka menjadi obyek wisata.

Sebagaimana pariwisata Bali sangat rentan terhadap bencana alam seperti letusan gunung Agung, peperangan, keamanan maupun terorisme sudah dua kali bom diledakan di Bali dan wabah penyakit merupakan isu yang paling sensitive seperti yang terjadi sekarang adanya penyebaran wabah penyakit virus covid 19.

Dengan demikian dampak negative dari pariwisata di Negara berkembang kenyataannya   hasil sektor pariwisata tidak masuk kas Negara, Perusahaan penerbangan, agen liburan dan hotel banyak menerima uang. Pekerja lokal seringkali tidak menerima upah yang besar dengan kondisi kerja yang buruk.

Baca Juga...

Peningkatan jumlah wisatawan  menimbulkan banyak masalah dan kerusakan lingkungan, penumpukan sampah dan  pencemaran. Budaya lokal bisa tergerus. Ada kalanya wisatawan asing memamfaatkan  kelonggaran imigrasi  untuk penyelundupan narkoba dan penyebaran penyakit.

Dengan demikian perlu dibuat aturan untuk memungut fee untuk setiap wisatawan sebagai kompensasi dampak negative yang ditimbulkan oleh kedatangan wisatawan utamanya untuk beaya perlindungan dan pelestarian budaya maupun kearifan lokal masyarakat setempat karena menjadi obyek wisata.

Perekonomian Bali dalam pandemi COVID-19

Covid 19 tidak terhindarkan juga melanda seluruh Bali sejak awal bulan Maret 2020 namun penyebaran nya hingga saat ini belum mereda bahkan meningkat dengan ditemukan klaster baru pandemik yang bersumber dari pelaksanaan upacara keagamaan dan adat budaya dimana masyarakat masih ada yang belum melaksanakan protokol kesehatan dengan disiplin, tertib, taat dan patuh. Bali yang menempat kan pariwisata budaya sebagai sektor tersier menjadi lokomotif perekonomian didukung pertanian dalam arti luas sebagai sektor primer  dan industri kerajinan rakyat sebagai sektor sekunder.

Dengan tertimpa wabah virus covid 19 pariwisata Bali terpuruk hebat bahkan sempat hotel hotel dan tempat tempat wisata  bengong terhenti sesungguhnya bukan hal yang baru bagi masyarakat Bali seperti dalam merayakan Nyepi setiap tahun sekali terjadi hal yang hampir sama namun dilakukan dalam keadaan sunia, tidak ada ketakutan walaupun malam lampu padam dan hanya stay at home tidak boleh keluar rumah semua aktivitas terhenti dalam sehari dengan melakukan amati geni, amati karya dan amati lelanguan.

Keesokannya keadaan dan suasana kehidupan sudah kembali normal dengan harapan hidup kedepan yang lebih baik. Namun sepertinya sedikit mirip dengan pelaksanaan hari raya nyepi namun ada hal yang sangat berbeda kontras dan mengkhawatirkan dengan wabah virus covid ini yang telah melanda dunia.

Sepertinya hanya ada di Bali dalam 100 tahun sekali ada upacara Dewa Yadnya di Pura Besakih yang disebut upacara  Eka Dasa Rudra yang mirip lama waktu pengulangannya penyebaran musibah wabah virus covid 19.

Dimana sudah merupakan kehendak Tuhan agar dunia menyuniakan  diri dengan melakukan introspeksi diri karena baru kali ini hampir 102 tahun dalam hidup baru kali ini mengalami lagi derita  pengulangan peristiwa penyebaran  wabah penyakit virus covid 19 setelah virus flu Spanyol yang melanda dunia di tahun 1918 silam.

Dengan kejadian penyebaran wabah penyakit virus covid 19 membuat pariwisata dunia terpukul hebat dan rontok.

Demikian juga dengan pariwisata Bali sempat anjlok ketitik nadir hotel hotel nyaris sama sekali tidak ada kunjungan wisatawan yang menginap di Hotel.

Dengan pandemic covid 19 ini begitu mencekam sangat dirasakan oleh pariwisata Bali masih bersyukur anjloknya sekitar 81% pada bulan Agustus 2020 dibandingkan periode yang sama ditahun lalu.

Pariwisata Bali memang telah dibuka kembali untuk kedatangan wisatawan nusantara. Namun untuk kedatangan wisatawan mancanegara Guber Bali DR. Wayan Koster telah memutuskan penundaan kedatangannya yang semula direncanakan pada tanggal 11 September 2020 diundur karena Indonesia masih berada dalam zona merah, pertumbuhan kasus baru masih terus terjadi, angka kesembuhan belum meningkat sesuai target, tingkat kematian masih cukup tinggi di Indonesia. Peristiwa covid 19 dampak yang ditimbulkan bagaikan buah simalakama bila focus pada kesehatan dengan mengabaikan masalah ekonomi bapak yang mati dan apabila focus pada ekonomi dengan mengabaikan kesehatan maka Ibu yang mati.

Jadi dengan demikian langkah pararel harus dilakukan sesuai dengan kebijakan Gubernur Bali DR.  Wayan Koster  yang telah membuka pariwisata Bali secara bertahap  domestic pada tanggal 31 Juli 2020  namun tentu semuanya dilakukan dengan tetap wajib mematuhi protokol kesehatan yang telah diatur dalam Pergub Bali.

Bila tidak demikian dilakukan langkah pararel seperti itu maka perekonomian Bali akan terus anjlok yang  sudah tercipta mengalami resesi  dimana sudah dua semester mengalami pertumbuhan negative atau kontraksi.

Sesuai dengan catatan BPS Bali pertumbuhan ekonomi Bali pada Januari s/d Juni 2020 kontraksi tumbuh negative sedalam -6,13%.

Pada periode triwulan II/2020  atau periode April –Juni 2020  turun lagi hingga kontraksi – 10,98% disbanding kan periode sama tahun lalu.

Bali tidak kuasa menghadapi tekanan yang meningkat untuk menyelamat kan industri pariwisata porak poranda dan perekonomian Bali yang terpuruk hebat dengan capaian minus 10,98% secara teori ekonomi  membuahkan hasil pengangguran dengan asumsi setiap 1% tumbuh pengangguran 500.000 orang maka pengangguran yang tercipta menjadi maksimal sekitar 10,98 x 500.000 orang sekitar 5.490.000 orang yang menganggur dampak dari covid 19 yang melanda Bali.

Namun dengan fundamental Budaya Hindu Bali, kegiatan pertanian dan sector lainnya serta aksi aksi yang deilakukan Gubernur Bali Dr. Wayan Koster dengan visinya Nangun Sat Kerthi Loka Bali dan dukungan Kadin Bali dan para stake holder maka perekonomian Bali dalam realitas tingkat pengang gurannya diperkirakan masih lebih rendah dari itu.

Apalagi adanya tindakan nyata dengan penuh pertimbangan dan masukan dari berbagai stake holder telah berani membuka pariwisata Bali untuk wisatawan nusantara yang terus menunjukan tren peningkatan.

Namun sejak awal harus dilakukan edukasi dan persiapan yang matang dibidang protokol ksehatan agar berjalan dengan disiplin, patuh dan ditaati oleh seluruh para pihak yang berkepentingan.

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.