Gen Z dan Milenial Kerap Terjebak Pusaran Utang, Eko B. Supriyanto Ajak Mahasiswa Kelola Keuangan dengan Bijak
Jakarta— Bonus demografi menjadi peluang emas bagi Indonesia untuk memanfaatkan generasi usia produktif dalam membangun ekonomi nasional, termasuk dalam upaya meningkatkan taraf finansial mereka.
Maka, pemahaman keuangan sangat diperlukan, sebab tidak semua generasi muda dapat mengelola keuangannya dengan bijak di tengah arus digitalisasi yang semakin masif dan mudahnya setiap orang mendapatkan pinjaman.
Untuk menjawab tantangan itu, Infobank Media Group bersama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan roadshow seminar bertema “Milenial Melek Keuangan, Cari Cuan dan Aman” di Gedung Auditorium FEB UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (6/8/2023).
Mahasiswa diajak memahami seluk beluk pengelolaan keuangan yang disampaikan oleh beberapa narasumber, mulai dari Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK Aman Santosa, Head of Macroeconomic and Financial Market Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina, dan Dosen FEB UI Ibrahim Khololul Rohman.
Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Media Group mengungkapkan dalam lima tahun ke depan, Infobank akan berupaya menggencarkan tiga program yang ditujukan kepada generasi muda, yaitu literasi keuangan, literasi digital, dan literasi cyber crime.
Hal ini sejalan dengan visi Infobank untuk mengedukasi generasi muda agar dapat mengelola keuangannya dengan baik, sehingga mereka tidak terjebak dalam bentuk pinjaman online (pinjol) maupun investasi bodong. Ia mengatakan, jika generasi muda tidak diedukasi untuk berhati-hati, maka hal itu akan menjadi ancaman bagi kehidupan mereka di masa depan.
“Kita bisa bayangkan generasi milenial sebanyak 69 juta jiwa, generasi Z sebanyak 75 juta jiwa. Namun, ada satu hal yang menarik, generasi milenial ini banyak masuk SLIK [Sistem Layanan Informasi Keuangan], BI Checking karena korban daripada pinjol sehingga ke depan tidak akan bisa mendapatkan pinjaman dari bank karena masuk blacklist katanya. Inilah yang perlu kita edukasi. Entah karena sengaja atau tidak mengerti dan ini akan jadi malapetaka untuk 10-20 tahun yang akan datang,” ujarnya di hadapan peserta yang hadir, Rabu (6/9/2023).
Berdasarkan data yang ia kantongi, Eko menjabarkan akumulasi total pinjaman debitur berusia 19 sampai 34 tahun sudah mencapai Rp764 triliun, sedangkan sebesar Rp1,9 triliun di antaranya menunggak.
“Ini anak-anak muda dan ini akan menjadi malapetaka di tahun 2045 kalau tidak diberesin dan akan bertambah. Maka pinjamlah kalau untuk produktif, jangan pinjam untuk konsumtif, apalagi untuk konser. Infobank dan OJK sama-sama ingin mengedukasi masyarakat agar generasi emas kita terselamatkan,” sambungnya.
Di waktu yang sama, Dekan FEB UI Teguh Dartanto mengapresiasi upaya yang dilakukan Infobank Media Group dalam memberikan pemahaman kepada para mahasiswa.
Menurutnya, isu keuangan yang terkait dengan pinjol dan investasi sangat relevan untuk diangkat pada saat ini.
“Termasuk isu pinjol di mana generasi mahasiswa ini seperti dimanjakan terkait akses finansial, di mana hanya tinggal klik bisa mesan barang dengan pay later, mesan makanan pakai pay later. Ini menyenangkan ketika belanjanya, namun jika utang itu bisa menjadi kendala besar. Utangnya sudah Rp1-2 juta masuk blacklist di BI Checking. Di masa depan tahu-tahu mau kredit rumah jadi ditolak karena punya masa lalu yang kurang bai,” tegasnya.
Di satu sisi, Teguh mendorong agar mahasiswa dapat mengatur keuangan dengan lebih baik serta mengambil peluang bisnis untuk membangun ekonominya mulai dari sekarang sembari menempuh pendidikan. Sebab, katanya, biaya hidup setiap tahunnya akan terus meningkat dan kebutuhan akan terus bertambah.
“Saya ucapkan terima kasih untuk menjadikan edukasi bagi mahasiswa, khususnya FEB UI untuk mengelola secara finansial dan juga memiliki kebijaksanaan dalam melakukan transaksi keuangan,” tutup Teguh. (*) RAL