Womenomics; Banyak PHK, Wanita Lebih Resilien dan Harus Diberdayakan

EKONOMI ultramikro adalah ekonomi perempuan. Dari 63 juta pelaku usaha ultramikro, mayoritas adalah perempuan. Mereka lebih resilien dalam menghadapi badai krisis keuangan. Termasuk kondisi saat ini dimana gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) marak terjadi.

Apabila diberdayakan dengan dukungan permodalan, wanita lebih fleksibel untuk masuk dalam kegiatan ekonomi informal dan menjadi penopang dalam keuangan keluarga.

Ketika kondisi ekonomi dalam keadaan berat, perempuan pun bisa berada di garda terdepan karena nalurinya untuk menjaga kebutuhan keluarganya tetap terpenuhi.

“Naluri perempuan yang melindungi keluarganya akan selalu berusaha memberikan terbaik bagi keluarga, memastikan anak dan keluarga mendapatkan makanan yang cukup dan tumbuh sehat. Hal ini mendorong perempuan memiliki peranan penting termasuk membantu menopang ekonomi keluarga jikalau ikhtiar nafkah dari kepala rumah tangga kurang mencukupi bagi keluarga. Sehingga banyak sekali kaum perempuan yang bekerja di sektor informal dimana selain berperan sebagai ibu rumah tangga, mereka melakukan usaha atau bekerja untuk menambah penghasilan,” ujar Azizatun Azhima, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perum LPPNPI kepada Infobank, akhir Maret ini.

Baca juga...

Hal senada juga disampaikan Triswahyu Herlina, Direktur Permodalan Nasional Madani (PNM), perusahaan milik negara yang ditugaskan untuk melakukan pemberdayaan ekonomi ultramikro.

Saat ini, jumlah nasabah Mekaar PNM telah menembus 15,4 juta yang semuanya adalah kaum perempuan.

“Perempuan terbukti memiliki kemampuan multitasking yang lebih baik daripada laki-laki, dan perempuan yang juga terpilih untuk melahirkan seorang anak telah menunjukkan kemampuan dan ketahanan dalam mengelola krisis,” ujarnya kepada Infobank akhir Maret ini.

Sedangkan lembaga keuangan swasta tak banyak bank swasta yang menfokuskan diri untuk memberdayakan kaum wanita karena biaya operasionalnya yang besar.

Salah satunya, BTPN Syariah yang sudah lebih dari satu dekade ikut memberdayakan masyarakat inklusi, terutama perempuan segmen ultra mikro.

“Kami melihat sendiri bahwa nasabah ultra mikro yang sepenuhnya perempuan bisa semakin berdaya dan tumbuh menginspirasi apabila diberikan akses yang tepat, yakni berupa akses keuangan untuk pembiayaan, akses pengetahuan melalui pendampingan yang berkelanjutan, serta akses suplai dan pasar,” ujar Dewi Nuzulianti, Direktur BTPN Syariah, seperti dikutip Majalah Infobank Nomor 564 April 2025.

Menurut Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, perempuan pelaku usaha mikro dan ultramikro juga telah mendukung upaya pemerataan ekonomi, sehingga perannya harus terus ditingkatkan.

Friderica Widyasari Dewi. (Foto: Istimewa)

Untuk itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mengajak industri jasa keuangan untuk terus mengedukasi kaum perempuan pelaku UMKM.

“Agar makin banyak ibu-ibu lebih pandai mengelola keuangan, bagaimana memisahkan antara keuangan untuk bisnis dan keuangan keluarga, sehingga bisnisnya bisa terus berkembang,” ujarnya seperti dikutip Majalah Infobank Nomor 564 April 2025.

Apakah ekonomi masyarakat bakal makin sulit karena badai PHK dan perlu intervensi lebih masif dari pemerintah untuk memberdayakan kaum wanita untuk makin berperan di sektor ekonomi informal?

Seperti apa peran wanita dalam ekonomi makro dan ekonomi mikro di Indonesia? Siapa wanita-wanita tangguh dan luar biasa yang memimpin institusi jasa keuangan tanah air? Baca selengkapnya di Majalah Infobank Nomor 564 April 2025. KM

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.