Waduh! APBN Defisit Rp700 Miliar di Oktober, Ini Penjelasan Sri Mulyani
Jakarta— Kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mulai mengalami defisit memasuki Oktober 2023.
Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan, pada Oktober 2023 APBN defisit sebesar Rp700 miliar atau 0,003% dari produk domestik bruto (PDB).
Sementara pembiayaan anggaran turun drastis 61,8% menjadi Rp168,5 triliun dibandingkan periode yanng sama sebelumnya Rp441,1 triliun.
“Dengan posisi ini, maka postur APBN sudah mulai defisit Rp 700 miliar atau 0,003 persen dari PDB,” ujarnya dalam Konferensi Pers APBN KITA Edisi November 2023, Jumat (24/11/2023).
Kendati defisit, keseimbangan primer masih dapat dijaga di mana surplus Rp365,4 triliun. Keseimbangan primer merupakan total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.
Sri Mulyani menjabarkan, pendapatan negara mencapai Rp 2.240,1 triliun atau mencapai 90,9% per Oktober 2023 dari target tahun ini.
“Ini artinya tumbuh naik 2,8% dibandingkan tahun lalu yang Rp2.179,2 triliun,” ujarnya.
Pendapatan tersebut berasal dari penerimaan pajak yang tumbuh 5,3% yoy menjadi Rp1.523,6 triliun, sedangkan pos pendapatan dari kepabeanan dan cukai Rp220,8 triliun turun 13,6% dari periode sebelumnya Rp255,6 triliun,
“Dan PNBP Rp494,2 triliun tumbuh 3,7% yoy. Ini sudah 112% dari target dan dibandingkan tahun lalu kita masih tumbuh 3,7% [Rp476,5 triliun],” sambungnya.
Adapun, belanja yang telah digelontorkan negara mencapai Rp2.240,8 triliun, yang mana masih kontraktif atau turun 4,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Mayoritas belanja non K/L yang tadi untuk subsidi kompensasi yang memang realisasinya lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Oleh karena itu, belanja K/L tumbuh tipis 1,9% atau Rp768,7 triliun, sedangkan belanja non K/L mengalami penurunan 12,4% atau minus Rp803,6 triliun,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyebut untuk transfer ke daerah juga mengalami kontraksi sebesar 1,6% atau menjadi Rp668,5 triliun dari periode tahun lalu Rp679,2 triliun. (*) RAL