Jakarta— The Asian Post menyematkan penghargaan “The Best State Owned Enterprise (SOE) 2024” kepada 55 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkinerja terbaik.
Penghargaan BUMN Terbaik Versi The Asian Post 2024” tersebut diberikan dalam “BUMN Business Forum 2024 di Shangri-La Hotel, Jakarta, Kamis, (3/9/2024).
Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Media Group dan Dewan Pakar The Asian Post mengatakan, pemberian penghargaan didasarkan pada Rating 159 BUMN 2024” yang dilakukan oleh The Asian Post Research.
Rating diolah berdasarkan kinerja keuangan BUMN tahun 2022 – 2023 dan dikelompokkan dalam tiga cluster, yakni BUMN, BUMN di bawah Kementerian Keuangan, dan anak perusahaan BUMN.
Dari rating ini, terpilih 55 BUMN, yang terdiri atas 38 BUMN, 2 BUMN di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan 15 anak usaha BUMN, sebagai BUMN terbaik tahun 2024.
“Penilaian pada Rating 159 BUMN 2024ini secara garis besar terdiri atas dua kriteria, yakni kriteria pertumbuhan dan kriteria rasio keuangan penting. Kriteria pertumbuhan terdiri atas pertumbuhan aktiva, ekuitas, pendapatan usaha, dan laba,” papar Eko.
Sementara, kriteria rasio keuangan penting terdiri atas rasio aktiva lancar terhadap kewajiban jangka pendek atau likuiditas, rasio kewajiban terhadap aktiva total, rasio ekuitas terhadap aktiva total. Kemudian, rasio kewajiban terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER), rasio biaya atau beban operasional terhadap pendapatan operasional(BO/PO), dan rasio rentabilitas.
Atas dasar dua kriteria penilaian tersebut, dari 159 BUMN yang dirating, terpilih 55 BUMN dengan skor tertinggi dengan predikat Sangat Bagus. Ke-55 BUMN inilah yang kemudian dianugerahi penghargaan The Best State Owned Enterprise (SOE) 2024atau BUMN Terbaik Versi The Asian Post 2024.
“Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi The Asian Post dan Infobank Media Group kepada sejumlah BUMN yang berhasil mencatatkan kinerja terbaiknya, di tengah banyaknya BUMN yang masih merugi, terlilit utang, dan tidak mampu membayar kewajibannya,” terangnya.
Menurut catatan The Asian Post Research, ada tiga penyebab utama masih adanya BUMN yang kinerjanya merah. Pertama, mismanagement dan tidak adanya strategi yang jelas sehingga perusahaan tidak mampu berkompetisi di pasar.
Kedua, melakukan ekspansi tanpa diperkuat dengan GCG (Good Corporate Governance) dan pengelolaan risiko yang memadai sehingga perusahaan mengalami kerugian besar.
Ketiga menjalankan tugas pemerintah untuk mengerjakan proyek yang tidak feasible secara bisnis tapi mengandalkan pinjaman komersial, yang diperparah dengan pengelolaan keuangan yang buruk.
“Kami mengucapkan selamat dan sukses kepada BUMN-BUMN yang berhasil melewati tiga tantangan tersebut sehingga berhasil meraih kinerja cemerlang, salah satunya dengan perolehan laba jumbo di tahun kinerja 2023 lalu,” ujar Eko.
BUMN Business Forum 2024 dibuka dengan diskusi panel bertema Peran BUMN Dalam Mengawal Agenda Pembangunan Nasional. Narasumber yang menjadi pembicara ialah Slamet Edy Purnomo selaku Anggota BPK, Muhammad Yusuf Ateh Kepala BPKP, Kartika Wirjoatmodjo Wamen BUMN, dan Darmawan Junaidi Direktur Utama Bank Mandiri. Rektor IPB Prof Dr Arif Satria memberikan special remarks dengan tema Masa Depan BUMN dan Keuangan Syariah di Era Pemerintahan Baru.
BUMN Business Forum 2024 yang disiarkan langsung di YouTube Channel InfobankTV ini terselenggara berkat dukungan para sponsor, antara lain Permodalan Nasional Madani (PMN), Pos Indonesia, Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), Bank Mandiri, BPRS Botani, Bank Syariah Indonesia (BSI), Sarana Multi Infrastruktur (SMI), Jasa Raharja, BPRS HIK Parahyangan, Mandiri Utama Finance, Askrindo Syariah, BNI Life, Asuransi Tugu, Yodya Karya, BRI Life, ASPD, Telkom Indonesia, Bank Nagari, AirNav Indonesia, Taspen Life, Mandiri Tunas Finance, Bank CIMB Niaga Syariah, Mandiri Inhealth, Surveyor Indonesia, BCA Syariah, Mega Insurance, Bank NTB Syariah, Bank BPD DIY, dan Bank Dinar. (*)