Tekan Emisi Karbon, Garuda Indonesia Gandeng Jejakin Gelar Program Carbon Offsetting
Jakarta— Garuda Indonesia bersama seluruh lini anak usahanya mendukung upaya konservasi lingkungan secara berkelanjutan guna menekan emisi karbon.
Baru-baru ini, Garuda Indonesia bersama Jejakin, startup penyedia solusi berbasis Artificial Intelligent (AI) dan Internet of Things (IoT) menyelenggarakan program sustainability development.
Upaya tersebut merupakan inisiatif berkelanjutan dalam memanifestasikan komitmen perusahaan untuk menekan emisi karbon di Indonesia.
Program itu bukan hanya melalui konservasi lingkungan, tapi turut mendorong keterlibatan aktif pengguna jasa Garuda Indonesia melalui inisiatif program konversi GarudaMiles “Ayo Jaga Bumi Kita Bersama”.
Di tahap awal, melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL), Garuda Indonesia beserta anak usahanya, dan Jejakin mengadakan “Mangrove Planting” di kawasan Taman Wisata Pantai Indah Kapuk, Jakarta, Senin (20/3/2023).
Mangrove Planting ini diawali dengan penanaman 3.000 bibit sepanjang 2023. Jumlah bibit pohon mangrove yang akan ditanam di tahun ini setara dengan pengurangan karbon sebesar 286,800 kg CO2e.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, penanaman bibit mangrove ini bentuk komitmen Garuda Indonesia Group untuk mendukung upaya pemerintah yang menargetkan net zero emission di Indonesia pada 2060.
Dia menyakini, kontribusi ini dapat memulihkan ekosistem hutan mangrove di Jakarta, mengurangi bencana intrusi air laut, banjir rob, serta meminimalisisr kerusakan habitat di sekitarnya.
Bibit pohon mangrove tersebut juga berasal dari konversi redemption GarudaMiles pada program “Ayo Jaga Bumi Kita Bersama”.
Melalui program ini pula, para anggota GarudaMiles dapat menukarkan setiap 1.500 poin mileage-nya untuk satu pohon mangrove.
Menurut Irfan, hutan di Indonesia yang memiliki luas sekitar 120 juta hektare berpotensi menghasilkan 28 miliar ton kredit karbon per tahun.
Fakta itu menjadi kesempatan bagi Indonesia, khususnya transportasi udara untuk menjadi lead sector di bidang ekonomi hijau yang berkelanjutan
“Kami menyadari sebagai bagian dari ekosistem industri penerbangan tidak terlepas dari emisi yang dihasilkan dari lini operasional kami. Untuk itu, inisiasi penanaman bibit mangrove ini menjadi salah satu platform yang menghadirkan dampak signifikan terhadap upaya pelestarian lingkungan yang direpresentasikan melalui misi kolaborasi program dekarbonisasi dari sektor transportasi udara,” katanya.
Dia menyebut, konservasi mangrove tidak hanya bermanfaat terhadap pelestarian lingkungan, tapi juga mengoptimalkan potensi wisata daerah sekitar.
Di samping itu, pengembangan konsep ekowisata dapat berkontribusi terhadap aktivitas ekonomi warga, mengingat tanaman mangrove memiliki nilai lebih secara ekonomi karena dapat menghasilkan produk-produk olahan berkualitas.
Ke depannya, lanjut dia, Garuda bersama Jejakin juga tengah mengembangkan platform digital yang memudahkan pengguna jasa untuk menghitung jumlah emisi karbon yang dihasilkan dari setiap aktivitas perjalanan penerbangan.
Selanjutnya, dikonversikan menjadi berapa banyak pohon yang dibutuhkan dalam menyeimbangkan emisi karbon
Garuda Indonesia saat ini telah melaksanakan berbagai green efforts, baik dalam lini operasional penerbangan seperti optimalisasi penggunaan GPU, penerapan gaya hidup hijau di lingkungan internal Garuda Indonesia, salah satunya menghenghemat penggunaan listrik dan air perkantoran.
“Ke depannya, kami berpartisipasi menanam pohon mangrove berdasarkan konversi dari emisi karbon yang dihasilkan pada aktivitas pekerjaan sehari-hari. (*) RAL