Takbir! Inikah 9 Haji Yang Bakal Geser 9 Naga?

Jakarta – Setelah berakhirnya era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan masuk era pemerintahan Prabowo Subianto, konon dominasi 9 Naga bakal segera berakhir, diganti oleh 9 Haji, benarkah?

Istilah 9 Naga, yang selama ini mewarnai hiruk-pikuk bisnis dan perpolitikan Tanah Air bak kentut: tak terlihat, tapi terasa, dan bahkan kadang terdengar bunyinya.

Awalnya, istilah 9 Naga berangkat dari “Gang of Nine”, kelompok yang dikaitkan dengan bisnis gelap seperti judi, narkoba, dan penyelundupan, dan dianggap kebal hukum.

Belakangan, istilah 9 Naga konotasinya menjadi positif: kelompok 9 konglomerat yang memiliki peran dominan di era pemerintahan Orde Baru.

Kelompok 9 Naga ini muncul setelah sebelumnya ada “Gang of Four”: Sudono Salim (Liem Sioe Liong), Djuhar Sutanto (Liem Oen Kian), Ibrahim Risjad, dan Sudwikatmono.

Pola hubungan di “Gang of Four” dan 9 Naga mirip: simbiosis mutualisme antara konglomerat dan pemerintah.

INIKAH 9 NAGA ITU?

Meski tak pernah terkonfirmasi siapa saja sebetulnya 9 Naga itu, nama-nama 9 konglomerat ini selalu dikaitkan dengan istilah tersebut:

  1. Robert Budi Hartono (Djarum Group)
  2. Rusdi Kirana (Lion Air Group)
  3. Edwin Soeryadjaya (Astra International)
  4. Sofjan Wanandi (Santini Group)
  5. Jacob Soetoyo (Gesit Group)
  6. James Riady (Lippo Group)
  7. Tommy Winata (Artha Graha Group)
  8. Anthony Salim (Salim Group)
  9. Dato’ Sri Tahir (Mayapada Group).

Sembilan konglomerat dengan grup usaha itu selama ini dinilai banyak kalangan memiliki kedekatan dengan pemerintah, khususnya selama pemerintahan Soeharto.

9 HAJI PUTRA DAERAH

Menurut sumber The Asian Post, ada perbedaan mencolok sikap pemerintahan Jokowi sebelumnya dan Prabowo saat ini dalam menghadapi konglomerat. “Konglomerat Chinese mulai dikurangi perannya, diganti pengusaha pribumi yang kebetulan muslim,” ujarnya.

Ada 9 pengusaha pribumi muslim—yang kemudian disebut sebagai 9 Haji—yang masuk dalam kelompok ini. Seperti halnya 9 Naga, nama-nama 9 Haji dari daerah ini juga tak terkonfirmasi.

  1. Samsudin Andi Arsyad (Haji Isam)
    Samsudin Andi Arsyad adalah pengusaha batubara kelahiran Bone ini membangun kerajaan bisnis Jhonlin Group dari nol di Batulicin, Kalimantan Selatan. Kini merambah sektor biodiesel, perkebunan, hingga aviasi.
  2. Kalla Group (Haji Kalla)
    Bisnis distribusi otomotif di wilayah timur Indonesia ini bagian dari keluarga mantan Wapres Jusuf Kalla, kemudian merambah bisnis logistik, energi, dan properti.
  3. Muhammad Aksa Mahmud (Haji Aksa)
    Muhammad Aksa Mahmud adalah pendiri Bosowa Group, dikenal sebagai raja semen Indonesia Timur. Bosowa juga berperan besar dalam proyek jalan tol nasional.
  4. Abdul Rasyid (Haji Rasyid)
    Haji Rasyid adalah raja sawit di Kalimantan Tengah melalui Citra Borneo Indah Group dan PT Sawit Sumbermas Sarana.
  5. Abdussamad Sulaiman (Haji Leman)
    Mendiang Haji Leman adalah pendiri Hasnur Group yang memulai usaha dari angkutan sungai, kemudian merambah ke sektor tambang, perkebunan, hingga sepak bola di Kalimantan Selatan. Kini, bisnisnya diteruskan oleh tujuh anaknya, salah satunya Hasnuryadi Sulaiman.
  6. Muhammad Zaini Mahdi (Haji Ijai)
    Muhammad Zaini Mahdi adalah pemilik PT Batu Gunung Mulia yang memproduksi 2 juta ton batubara per bulan di Kalimantan Selatan..
  7. Anif Shah (Haji Anif)
    Anif Shah adalah pendiri Alam Group di Sumatera Utara, yang bergerak di sektor sawit dan kemudian melebar ke bisnis properti.
  8. Robert Nitiyudo Wachjo (Haji Robert)
    Robert Nitiyudo Wachjo adalah pengusaha tambang emas yang sukses mengakuisisi tambang emas Gosowong di Halmahera Utara melalui PT Nusa Halmahera Minerals.
  9. Muhammad Hatta (Haji Ciut)
    Muhammad Hatta pengusaha asal Kalimantan Selatan yang berbisnis tambang dan properti melalui PT Batu Gunung Mulia Binuang bersama Haji Ijai. DW
You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.