Songsong 2026, ICMI Tegaskan Komitmen Kolaborasi untuk Bangun Indonesia
Bali – Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menegaskan kembali komitmennya untuk memperkuat peran strategis cendekiawan muslim dan semangat kolaborasi dalam pembangunan Indonesia.
Dalam penutupan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) dan Milad ke-35 ICMI di Bali, Minggu (7/12), Ketua Umum ICMI Arif Satria menyoroti pentingnya kolaborasi seluruh unsur bangsa dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan, kapasitas sumber daya manusia, transformasi pendidikan, dan penguatan industri halal.
“Kita harus senantiasa bertransformasi dan memimpin inovasi, bukan hanya menginspirasi dengan kata-kata. Kita hadir untuk membangun solusi bagi bangsa di tengah disrupsi di berbagai sektor kehidupan,” ujar Arief di sela-sela Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) dan Milad ke-35 ICMI di Bali, dikutip Senin, 8 Desember 2025.
Arif menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta sangat krusial dalam membangun kedaulatan pangan serta memastikan pemenuhan hak gizi masyarakat, khususnya anak-anak dan kelompok rentan.
“Terkait program MBG (Makan Bergizi Gratis) yang dijalankan pemerintah, ICMI akan memperkuat kontribusi pemikiran dan program nyata agar agenda tersebut benar-benar berdampak pada peningkatan kualitas SDM,” cetusnya.
Arif menekankan bahwa pengembangan kapasitas SDM adalah kunci peningkatan kinerja birokrasi dan efektivitas kebijakan publik. Untuk itu, ICMI mendorong strategi peningkatan SDM melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan, pemanfaatan teknologi dan riset, serta peningkatan kesadaran pentingnya literasi digital dan inovasi.
Tidak ketinggalan, ICMI juga menggandeng Recapital School untuk melakukan inovasi di bidang pembangunan dan pengembangan pendidikan.
“Setiap kemajuan ekonomi masa depan akan bertumpu pada riset, inovasi, dan kekuatan human capital. Kolaborasi dengan semangat transformasi dan informasi penting sekali agar kita dapat mendorong pendidikan kita menjadi lebih maju dan berkualitas,” tegas Arif.
Arif yang juga Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini turut menyoroti pentingnya transformasi mindset dan tindakan. Menurut dia, pendidikan usia dini adalah pondasi pembentukan karakter dan kompetensi generasi masa depan.
ICMI sendiri telah mengembangkan dan memperluas jaringan sekolah Insan Cendekia sebagai model pendidikan berbasis karakter dan inovasi.
“Investasi terbesar untuk kemajuan ekonomi adalah pendidikan usia dini, bukan perguruan tinggi,” tekannya.
Tidak ketinggalan, Arif juga menegaskan pentingnya penguatan industri halal dan ekonomi syariah. Arif menyebutkan bahwa Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, memiliki peluang besar menjadi pusat industri halal global.
Oleh karena itu, ICMI senantiasa membuka peluang kolaborasi dan kerjasama dengan seluruh pihak untuk mendorong penguatan industri halal dan ekonomi syariah nasional.
“Ekonomi syariah adalah masa depan Indonesia. Industri halal adalah masa depan kita. ICMI bersama Recapital siap berkontribusi dalam peningkatan kualitas SDM melalui pembangunan sekolah unggulan,” ungkapnya.
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, Arif menyebutkan bahwa kelahiran ICMI telah membawa banyak inspirasi perubahan bagi Indonesia. Lewat ICMI, para cendekiawan muslim melahirkan berbagai pemikiran maupun masukan bagi pengembangan pendidikan, ekonomi dan sosial, hingga kebijakan publik.
Dalam penutupan Silaknas 35 tahun ICMI, Arif juga menyampaikan tujuh prioritas perjuangan ICMI pada 2026. Pertama, mendorong penguatan eksistensi ICMI sebagai rumah besar umat Islam. Kemudian, melakukan aktivasi kembali organisasi-organisasi wilayah (Orwil) yang masih belum aktif, serta pembentukan Orwil luar negeri di negara-negara strategis seperti Australia, China, Belanda, dan lainnya.
“Peran aksi Orwil-Orwil sangat penting agar apa yang menjadi tujuan ICMI dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan, kapasitas sumber daya manusia, transformasi pendidikan, dan penguatan industri halal dapat terlaksana dengan baik,” ucapnya.
Tantangan Transformasi dan Inovasi
Arif menegaskan bahwa peran strategis ICMI akan semakin krusial dalam menghadapi dinamika perubahan dan tantangan masa depan Indonesia. Menyongsong visi besar Generasi Emas 2045, Indonesia memasuki fase penting di mana bonus demografi harus dimanfaatkan untuk mendorong kemajuan sosial dan ekonomi bangsa.
Menurutnya, percepatan perubahan teknologi dan pergeseran lanskap ekonomi global menuntut Indonesia untuk bertransformasi. Ia mengutip pandangan ekonom peraih Nobel Paul Romer, yang menyatakan bahwa masa depan ekonomi dunia akan sangat ditentukan oleh kemampuan inovasi.
“Karena itu, ICMI berkomitmen mendorong ekosistem inovasi di daerah melalui pengembangan Innovation Hub dan sekolah Insan Cendekia sebagai bagian dari proses hilirisasi inovasi dan penguatan kapasitas SDM,” tukasnya. SW


