RI Ternyata Bisa Jinakkan Corona, Tapi Mudiknya Ditunda Dulu Ya!

THE ASIAN POST, JAKARTA – Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sanggup mengendalikan wabah Covid-19 di Tanah Air. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah pasien positif corona di Tanah Air per 23 April 2020 adalah 7.418. Bertambah dibanding posisi hari sebelumnya yang sebanyak 7.135.

Walaupun masih terus bertambah, tetapi persentase pertumbuhannya terus melambat. Pada 23 April 2020, kasus baru hanya naik 3,97% daripada hari sebelumnya. Ini menunjukkan laju terlambat sejak 13 April. Namun demikian, Indonesia belum bisa berbangga diri, sebab masih ada risiko besar penyebaran virus corona saat mudik lebaran terjadi.

Rakyat Indonesia mempunyai sejarah panjang akan tradisi mudik lebaran. Kembali ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga pada Hari Kemenangan adalah puncak mobilitas di Indonesia. Survei Kementerian Perhubungan mencatat pada tahun 2019 terdapat 14,9 juta warga Jabodetabek atau 44,1% dari total penduduk Jabodetabek berencana melakukan mudik. Jawa Tengah menjadi daerah tujuan terbanyak, yaitu (37,68%), Jawa Barat (24,89%), dan Jawa Timur (11,14%).

Yang menjadi masalahnya sekarang, episentrum penyebaran virus corona di Indonesia adalah wilayah Jabodetabek. Per 23 April, terdapat 3.506 orang positif corona di Jakarta atau 45% dari total kasus nasional. Sementara itu, di Kabupaten dan Kota Bogor ada 107 orang positif corona, Depok 152 orang, dan Bekasi 54 orang, Kota Tangerang 130 orang, Kabupaten Tangerang 64 orang, dan Kota Tangerang Selatan 84 orang.

Dengan demikian, total terdapat 4.907 orang pasien positif corona di seluruh Jabodetabek. Jumlah ini adalah 63,11%, yang kemudian menjadikan Jabodetabek sebagai hot spot penyebaran virus corona di Ibu Pertiwi.

Bayangkan jika warga Jabodetabek menyebar ke segala penjuru, maka bisa dipastikan penyebaran wabah Covid-19 akan semakin ganas masuk ke pelosok Tanah Air, dan susah dikendalikan.

Indonesia sudah seyogianya belajar dari Tiongkok. Perayaan Tahun Baru Imlek diwarnai dengan tradisi mudik ke kampung halaman sama seperti di Indonesia. Perayaan Imlek di Tiongkok berlangsung selama 40 hari. Tahun ini, perayaan Imlek dimulai pada 10 Januari hingga 18 Februari, pemerintah Tiongkok mencatat warga melakukan sekitar 3 miliar perjalanan.

Pergerakan manusia yang sangat aktif membuat virus menyebar dengan sangat cepat. Pada 20 Januari, jumlah kasus corona di Tiongkok masih 278 dan terkonsentrasi di Kota Wuhan. Pada 18 Februari, jumlahnya menjadi 72.568. Meningkat lebih dari 26.000%.

 

 

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.