Produksi Rokok Turun, Negara Terancam Kehilangan Rp20 Triliun
Jakarta— Institute for Development of Economics and Finance (Indef) meramalkan kenaikan tarif cukai sebesar 10% berdampak serius terhadap penerimaan cukai hasil tembakau (CHT).
Kepala Center of Industry, Trade and Investment Indef Andry Satrio Nugroho mengungkapkan naiknya tarif CHT itu menyebabkan hilangnya penerimaan negara sebesar Rp15-20 triliun pada 2023.
“Terkait kebijakan/program yang ingin disasar oleh pemerintah. Apakah memang ingin menurunkan kinerja hasil tembakau? Jika memang iya, bersiaplah untuk kehilangan sebagian dari penerimaan cukai yang ada. Kalau memang itu yang disasar yaitu menurunkan angka prevalensi dari perokok. Saya rasa tinggal melihat apa yang menjadi
tujuan pemerintah,” ujarnya, Selasa (17/7/2023).
Ia berujar, baru di tahun ini, realisasi penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) pada semester I/2023 secara (year on year/yoy) turun tajam hingga minus 12,2 % dibandingkan capaian 2022. Padahal, pada 2022 penerimaan cukai melesat sebesar 32,1%.
Naiknya tarif CHT, berakibat menurunkan produksi tembakau. Hal ini tercermin dari merosotnya realisasi produksi hasil tembakau yang terkontraksi minus 5,7% yoy di semester I/2023 jika dibandingkan 2022.
Turunnya produksi tembakau ini juga tidak terlepas dari ambisi pemerintah untuk menekan prevalensi perokok yang dijalankan dalam UU Kesehatan. Maka, menurut dia perlu ada keseimbangan antardirektorat Kemenkeu untuk menyelesaikan persoalan ini.
“Kalau kita bicara mengenai direktorat di Kementerian Keuangan, Bea dan Cukai mungkin akan kesulitan karena target penerimaan cukainya akan turun. Tapi dari Badan Kebijakan Fiskal senang karena prevalensi merokoknya menurun. Jadi ini dalam satu kementerian saja berbeda target. Ini yang menurut saya perlu disejajarkan,” sambungnya.
Oleh sebab itu, lanjutnya, Kemenkeu mesti mencari cara untuk melakukan ekstensifikasi cukai dari produk-produk lain untuk menambal kehilangan penerimaan di sisi CHT.
“Apakah produk plastik, atau minuman pemanis bisa menambal kehilangan CHT. Ini yang perlu kita lihat kembali,” pungkasnya. (*) RAL