Porsi Kredit Produktif Makin Jumbo, Bank Kalteng Raup Laba Rp300 Miliar di Oktober 2023

Jakarta— PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah (BPD Kalteng) secara agresif berhasil mencetak kinerja keuangan yang solid mendekati akhir tahun ini.

Hingga November 2023, Bank Kalteng mampu meningkatkan kenaikan aset sebesar 20% atau menjadi Rp16,5 triliun secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama di 2022. Tumbuhnya aset tersebut sejalan dengan terkereknya laba perusahaan sebesar 26% atau menjadi Rp300 miliar yoy.

Plt. Direktur Utama (Dirut) Bank Kalteng Marzuki  menjelaskan, naiknya laba perusahaan didongkrak oleh pos pendapatan yang berasal dari sejumlah komponen.

“Aset kita tumbuh karena kredit kita yang tumbuh. Konsolidasi dari peningkatan giro kemudian ada juga dari deposito korporasi. Terutama dana yang dari Jakarta kita salurkan penggunaannya untuk daerah kalimantan tengah. Jadi cari dananya di kota besar dan kita bawa ke daerah,” jelasnya di acara Top 100 CEO dan 200 Next Leader Forum 2023 yang digelar Infobank, di Four Seasons Hotel, pada Selasa (5/12/2023).

Jika dirinci, penyaluran kredit tumbuh 9% menjadi Rp9,35 triliun yoy. Adapun, dana pihak ketiga (DPK) yang dikumpulkan bank tumbuh di atas 21% menjadi Rp12,6 triliun yoy.

Marzuki menyebut, selama ini portofolio kredit Bank Kalteng masih didominasi segmen konsumer. Namun, di tahun ini pihaknya berupaya meningkatkan porsi  kredit produktif, termasuk UMKM.

Kredit produktif yang di tahun sebelumnya masih bertengger sebesar 25% secara bertahap ditingkatkan menjadi 40% hingga 2027.

“Alhamdulillah sekarang [November 2023] porsi kredit produktifnya sudah meningkat menjadi 35%. Jadi sedikit lagi, tidak perlu menunggu 2027 insyaAllah tahun depan porsi kredit produktif bisa tercapai, termasuk UMKM di dalamnya,” jelasnya.

Selain kredit untuk pedagang informal, sektor pertanian kelapa sawit dan pertambangan beserta turunannya mendapatkan porsi yang cukup besar untuk kredit produktif.

Baca juga...

Sejumlah inisiatif untuk menyasar kredit produktif di bidang pertanian telah dilakukan. Misalnya, pemberian kredit sistem bayar panen untuk petani jagung di salah satu kabupaten Gunung Mas bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten.

Pihaknya memberikan bunga sebesar 1,5 %, di mana bunga yang rendah itu disubsidi dari dana CSR BPD Kalteng.

Kemudian, pemberian kredit di Kabupaten Sukamara untuk para petani udang vaname dengan skema bayar angsuran pada saat panen tiba, yakni setiap 4 bulan sekali.

“Selanjutnya,kita buat UMKM tumbuh dengan sistem kredit UMKM Berkah dengan bunga yang sebelumnya 3%, gubernur minta turunkan 1,5% jauh di bawah suku bunga KUR. Itu yang meningkatkan secara volume UMKM. Kemudian kita punya kredit andalan seperti kredit di sektor konstruksi yang memiliki jangka waktu pendek dan bunganya lumayan bagus. Itu cukup meningkatkan perolehan interest income kita,” sambungnya. (*) RAL

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.