Peran Besar Bank BPD Bali di Balik Geliat Bisnis Pengusaha Mikro di Pulau Dewata
Jakarta— Meski dalam beberapa tahun terakhir industri perbankan dihadapkan pada guncangan ekonomi nasional yang cukup berat, namun tidak sedikit dari bank yang masih menunjukkan daya tahan yang baik (resilience) dengan pertumbuhan yang cukup stabil.
Sejumlah bank di daerah ternyata justru mencatatkan rapor biru hingga memasuki paruh pertama tahun ini, termasuk Bank BPD Bali.
Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma menjelaskan, pihaknya berhasil melakukan lompatan bisnis dan bertahan pasca pandemi Covid-19 yang memukul perekonomian Bali.
Apalagi, Bali dikenal sangat bergantung kepada sektor pariwisata sebagai motor penggerak ekonominya sehingga tidak sedikit dari debitur-debiturnya yang terdampak. Maka dari itu, Bank BPD Bali terus melakukan inovasi di bidang teknologi dan menggenjot penyaluran KUR, kredit di luar KUR dan penyaluran kredit kepada captive market Bank BPD Bali.
Alhasil, korporasi mampu mengantongi laba hingga Rp 442,36 miliar di semester I/2023 atau naik 23,75% dibandingkan periode yang sama di 2022, yakni Rp357,47 miliar.
Bank BPD Bali tetap berinovasi dalam mencetak kinerja positif sampai dengan bulan Juni tahun 2023. Sudharma mengungkapkan, capaian laba di semester I/2023 tidak terlepas dari penyaluran kredit yang disalurkan perseroan.
Sepanjang semester I/2023, Bank BPD Bali berhasil membukukan pertumbuhan kredit sebesar 2,64% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi senilai Rp20,51 triliun.
Sudharma mengatakan, pertumbuhan kredit sepanjang 2023 disebabkan aktivitas ekonomi yang mulai bergeliat dengan pulihnya sektor pariwisata seiring makin meningkatnya kunjungan wisatawan baik asing maupun domestik yang memberikan dampak signifikan pada sektor UMKM yang selama ini menjadi debitur utama Bank BPD Bali.
Dengan keberadaan program kredit bunga rendah dan mempercepat akses keuangan, Bank BPD Bali tetap fokus pada pembiayaan di sektor UMKM sesuai dengan visi dan misi Bank BPD Bali.
Maka, Bank BPD BALI berupaya mendorong perluasan segmen pasar dan meningkatkan pembiayaan kepada UMKM.
Bank BPD Bali menawarkan produk kredit mulai dari KUR Super Mikro, KUR Mikro dan KUR Kecil, Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, Kredit Pembelian Kendaraan Bermotor, Kredit Modal Kerja Konstruksi Pengadaan Barang dan Jasa Bali Dwipa, Kredit Usaha Pensiun, Kredit Usaha Persiapan Pensiun.
Bank BPD Bali juga mendorong pelaku usaha UMKM untuk naik kelas (graduasi), di mana UMKM yang sudah maju dan mapan dapat menikmati kredit komersial dengan suku bunga yang rendah dengan mengakses kredit KUSUMA (Kredit Usaha untuk Sejahtera Unggul dan Maju) khusus untuk debitur KUR yang tidak dapat memperoleh KUR kembali.
Mereka diprospek menjadi debitur kredit komersial dengan plafon kredit menyesuaikan dengan kemampuan membayar (repayment capacity). Sejak diluncurkan, respons UMKM terhadap program ini ternyata cukup positif sehingga penyaluran kreditnya terus tumbuh,” jelas Sudharma baru-baru ini.
Untuk terus menggenjot pertumbuhan kredit, Bank BPD Bali juga mendorong penyaluran kredit ke sektor konsumer dengan menawarkan Kredit Multi Guna Perumahan, Kredit Aneka Guna, dan terbaru KMG Pembelian Emas serta mendorong penyaluran kredit ke sektor-sektor prioritas yang menjadi kebijakan Pemerintah dan Regulator termasuk pemberian kredit katagori keuangan berkelanjutan (berwawasan lingkungan/hijau).
Sudharma menjelaskan, potensi pembiayaan hijau ini sangat besar di Bali sejalan dengan target pemerintah yang ingin mengembangkan ekonomi hijau seperti pertanian organik, pariwisata berbasis ramah lingkungan, energi hijau dan sektor lainnya. Sejak 2022 Bank BPD Bali telah meluncurkan pembiayaan kendaraan listrik dengan suku bunga rendah dan dengan uang muka nol persen.
Dengan adanya kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) oleh Bank Indonesia yaitu pemberian insentif untuk penyaluran kredit/pembiayaan kepada sektor tertentu, Sudharma menyampaikan Bank BPD Bali siap menggenjot pertumbuhan kredit sesuai sektor prioritas yang ditetapkan.
“Pemberian penyaluran kredit itu kepada sektor hilirisasi minerba, penyaluran kredit kepada sektor nonminerba, penyaluran kredit kepada sektor perumahan, penyaluran kredit kepada sektor pariwisata, penyaluran kredit inklusif (termasuk KUR) dengan pemenuhan ratio RPIM, penyaluran kredit kepada sektor Ultra Mikro dan penyaluran kredit hijau sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan,” ungkap Sudharma.
Perolehan yang dicetak perusahaan tidak hanya berasal dari penyaluran kredit. Pencapaian Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank BPD Bali di semester I/2023 mengalami pertumbuhan signifikan. Porsi terbesar bersumber dari naiknya tabungan menjadi Rp13,98 triliun atau naik sebesar 41,05% dibandingkan Juni 2022 sebesar Rp 9,91 triliun.
Naiknya DPK juga disusul kenaikan giro sebesar 13,30% atau menjadi Rp4,5 triliun dari periode yang sama sebelumnya di 2022 sebesar Rp4triliun. Bertumbuhnya CASA tersebut disebabkan kepercayaan semakin tingginya loyalitas masyarakat terhadap keamanan penempatan dana di Bank BPD Bali.
Tak hanya itu, Bank BPD Bali juga konsisten meningkatkan kemampuan dalam memperoleh dana selain dana pemerintah atau dana nonpemerintah/ swasta, terutama dana retail yang memiliki karakteristik dana murah dan berisiko rendah dari segi konsentrasi yang mampu meminimalkan kewajiban serta mempertahankan keberlangsungan perolehan laba bank.

Di bawah navigasi Sudharma, efisiensi perusahaan juga tampak terjaga dengan baik dengan menekan pos-pos pengeluaran berdasarkan skala prioritas dan berdampak dalam mendukung kinerja bank.
Naiknya laba dan DPK berimplikasi positif terhadap pertumbuhan aset. Total aset Bank BPD Bali meningkat menjadi Rp32,49 triliun atau naik sebesar 8,35% yoy dibandingkan periode yang sama di 2022 Rp29,98 triliun.
Naiknya aset itu membuktikan bahwa Bank BPD Bali berhasil mengakselerasi bisnisnya untuk menghasilkan capaian optimal terhadap target yang diharapkan, baik di daerah di tingkat nasional.
Berkat kerja keras direksi dan manajemen, Bank BPD Bali tercatat sebagai bank daerah yang memiliki kinerja cemerlang sehingga berhasil menyabet “Crown Trophy Excellent Financial Performance Bank in 25 Consecutive Years 1998-2022” sekaligus “Excellent Financial Performance Bank in 2022” di ajang Infobank Award 2023.
Performa keuangan yang apik itu berjalan serempak dengan penerapan efisiensi yang selaras dengan rencana perusahaan. Jika melihat rasio Biaya operasional dan Pendapatan operasional (BoPo), Bank BPD Bali mampu menjaga efisiensi pada level 64,13% di semester I/2023.
Pada tahun yang sama pula, rasio keuangan Bank BPD Bali juga terjaga dengan baik. Bahkan lebih baik dibanding periode yang sama secara tahunan. Misalnya, di segi kecukupan intermediasi, Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank BPD Bali tercatat sebesar 74,54%. Besarnya LDR tersebut menunjukkan membaiknya struktur keuangan perusahaan.
Sementara profitabilitas Bank BPD Bali juga terlihat semakin baik di mana pengembalian ekuitas atau Return on Equity (RoE) masih tinggi, yaitu sebesar 25,13% dan Return on Asset (RoA) sebesar 3,33%. Tak hanya itu, Bank BPD Bali juga tampak terus meningkatkan segi permodalannya, di mana Capital Adequacy Ratio (CAR) perusahaan sebesar 24,51%.
“Kami selalu berupaya menjaga kualitas kredit dengan menjaga level kredit bermasalah atau NPL gross di kisaran rentang yang aman yaitu 2,27%,” imbuhnya.
Inovasi Layanan Digital
Arus digitalisasi yang bergerak sangat cepat menuntut setiap bank untuk meme-nuhi keinginan nasabahnya dalam hal kecepatan dan kemudahan bertransaksi.
Maka dari itu, Bank BPD Bali berupaya mengakselerasi bisnis utama dan melaku- kan inovasi untuk menentukan arah digitalisasinya, sekaligus memperkuat kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Sudharma mengungkapkan, Bank BPD Bali fokus pada pengembangan ekosistem digital sebagai solusi dalam membantu pemulihan ekonomi, baik di tingkat daerah maupun nasional.
Berbagai langkah inovatif telah dilakukan seperti menggandeng agen perorangan, lembaga keuangan, dan LPD sebagai merchant QRIS, serta penerbitan Balipay untuk mempercepat digitalisasi.
“Strategi bisnis yang kami ambil meliputi inovasi produk dan layanan dengan memperluas cakupan layanan berbasis digitalisasi, aliansi strategis, serta pemanfaatan digitalisasi sebagai tulang punggung pelayanan kepada nasabah,” kata Sudharma.
Sementara untuk meningkatkan ketahanan kelembagaan, Bank BPD Bali melakukan penguatan permodalan dan governance, risk, and compliance (GRC) maupun good corporate governance (GCG).
Langkah ini diimbangi dengan peningkatan pertumbuhan DPK dan Kredit, serta dukungan kepada UMKM sebagai motor penggerak perekonomian dan pembangunan daerah.
Dukungan itu yakni penerbitan Kartu Kredit Indonesia (KKI) Bank BPD Bali yang hadir sebagai solusi transaksi Pemerintah Daerah (Pemda) Bali yang dapat digunakan di seluruh Indonesia. Bank BPD Bali merupakan BPD pertama yang berhasil mendapatkan ijin pengembangan KKI secara mandiri, bukan co-branding dengan Bank lain.
“Fasilitas KKI ini juga mendukung program percepatan dan perluasan digitalisasi daerah tanpa biaya tambahan serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah serta kontrol keuangan Pemerintah daerah,” jelasnya.
Lebih lanjut, KKI Bank BPD Bali juga mendukung program P3DN untuk mendahulukan penggunaan produk dalam negeri melalui pembelian pemerintah pada UMKM lokal sekaligus menjadi upaya penguatan modal bagi UMKM lokal yang menjadi merchant Pemda.
Dengan pembayaran atas pembelian barang dan jasa tanpa penggunaan uang tunai, KKI dapat menjadi pemanfaatan teknologi digital untuk transaksi pada jajaran pemerintah daerah sesuai dengan bisnis proses eksisting Pemda (*) (Ranu Arasyki Lubis/RAL)
*Tulisan ini juga telah terbit di majalah Infobank edisi Agustus 2023