Penyaluran Dana Pemerintah di BRI Capai Rp35,75 Triliun, Fokus pada UMKM
Highlight
- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah menyalurkan sekitar Rp35,75 triliun atau 65% dari dana pemerintah untuk mendukung UMKM.
- Penyaluran kredit utama diarahkan ke UMKM dengan rata-rata distribusi harian mencapai Rp1,2-1,5 triliun.
- Seluruh dana pemerintah di BRI diperkirakan terserap penuh pada akhir Oktober 2025, memperkuat likuiditas dan pertumbuhan ekonomi.
Jakarta- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berhasil menyerap sekitar 65% dari alokasi dana negara sebesar Rp55 triliun, yang setara dengan Rp35,75 triliun.
Menurut Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, proses distribusi pinjaman dari sumber dana ini berlangsung tanpa hambatan signifikan.
“Saat ini mungkin sudah 60-65% penyalurannya. Sesuai dengan kesepakatan dan arahan pemberi dana dari pemerintah Kementerian Keuangan bahwa ini didorong ke sektor rill,” kata Hery di Kantor Pusat Pegadaian, Jakarta Pusat, Rabu (8/10/2025).
Hery menjelaskan bahwa mayoritas dana ini dialirkan ke pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), mengingat basis nasabah BRI yang dominan di segmen tersebut. Setiap hari, distribusi kredit mencapai rata-rata Rp1,2 hingga Rp1,5 triliun.
“Tapi kita juga punya yang lain, korporat, komersial tapi yang ada hubungannya dengan sektor riil yang bisa menumbuhkan ekonomi masyarakat,” katanya.
Dia yakin penuh bahwa seluruh dana dari pemerintah yang didepositkan di BRI akan habis didistribusikan dalam waktu singkat. “Ya paling lama bulan ini selesai,” katanya.
Sebagai informasi tambahan, pemerintah telah mengalihkan Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke berbagai bank milik negara.
Inisiatif ini dipimpin oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa guna memperkuat likuiditas, mempercepat distribusi kredit, dan memacu ekspansi ekonomi secara keseluruhan.
Lima bank konvensional yang menerima injeksi dana negara Rp200 triliun ini yaitu BRI dengan Rp55 triliun, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Rp55 triliun.
Kemudian, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rp55 triliun, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Rp25 triliun, serta PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Rp10 triliun. (*) RAL