OJK: Program 3 Juta Rumah Prabowo Hasilkan Multiplier Effect Sokong Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa perekonomian global sedang memasuki babak baru. Tantangan yang muncul semakin beragam dan disertai ketidakpastian yang mendominasi.

Deputi Komisioner Stabilitas Sistem Keuangan OJK, Agus E. Siregar, menjelaskan bahwa beberapa tantangan tersebut antara lain adalah Trump Effect, arah kebijakan pemerintah di negara maju, serta ketegangan geopolitik di beberapa kawasan.

“Oleh karena itu, situasi ini memerlukan upaya yang cukup besar dari negara kita untuk memulai perjalanan transformatif, terobosan yang inovatif, serta mencari new driver road untuk pertumbuhan ekonomi,” ujarnya dalam Economic Outlook 2025 bertema “Membaca Tanda-Tanda Akankah Terjadi Krisis di Tengah Ketidakpastian Global dan Lemahnya Daya Beli Masyarakat,” yang digelar Infobank Media Group bersama Asosiasi Asuransi Umum Indonesia dan Marketing Research Indonesia, di Shangri-La Hotel, Jakarta, 4 Februari 2025.

Agus melanjutkan, tanpa upaya nyata, target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8%, sebagaimana yang digaungkan oleh Presiden Prabowo, akan sulit tercapai.

OJK mengidentifikasi dua faktor utama yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu investasi dan ekspor.

Dari sisi investasi, Agus menyoroti pentingnya program pemerintah, seperti pembangunan 3 juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

“Kami sungguh-sungguh berharap bahwa program ini bisa menghasilkan multiplier effect seperti yang diharapkan. Memberikan hunian yang terjangkau bagi masyarakat, sekaligus menciptakan lapangan kerja dan mengerakkan sektor riil,” imbuhnya.

OJK juga telah mengambil langkah-langkah proaktif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Termasuk relaksasi kebijakan di sektor perbankan agar perbankan lebih aktif menyalurkan pembiayaan ke sektor perumahan.

Di sisi lain, pembiayaan dari lembaga nonbank juga perlu dioptimalkan, baik melalui perusahaan pembiayaan, Sarana Multigriya Finansial (SMF), maupun BP Tapera.

“Industri asuransi juga diharapkan dapat membentuk konsorsium yang mendukung pembiayaan perumahan secara lebih signifikan. Selain itu kami juga di OJK akan terus berkoordinasi dengan berbagai stakeholders untuk menyediakan dukungan likuiditas bagi program 3 juta rumah yang digagas Presiden Prabowo tersebut. Di antaranya melalui produk efek beragun aset yang dapat menjadi salah satu instrumen pembiayaan,” ujar Agus. (*) Khoirifa Argisa Putri

Editor: Ranu Arasyki Lubis

You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.