Jakarta – Otoritas bursa Amerika Serikat (SEC) membeberkan bagaimana cara CEO Binance Chengpeng Zhao menggelapkan aset nasabahnya. Tidak tanggung-tanggung, aset dengan nilai USD11 miliar atau sekitar Rp164 triliun itu diinfokan mengalir ke rekening perusahaan milik bos Binance, Merit Peak.
Merit Peak sendiri adalah perusahaan perdagangan aset finansial yang berlokasi di Seychelles, yang terkenal karena menjadi wilayah bebas pajak. Hal ini terungkap dari surat gugatan yang dikirimkan SEC ke pengadilan, dimana dilansir dari Reuters, menjadi salah satu alasan kenapa SEC meminta pengadilan Amerika Serikat untuk membekukan aset Binance.
Sebelumnya, SEC sudah menggugat Binance berikut Chengpeng Zhao, atas tuduhan penipuan. SEC menuduh Zhao dan Binance memakai Merit Peak serta perusahaan perdagangan lain milik Zhao, Sigma Chain, untuk mencampur adukkan dana milik nasabah Binance, dan lalu memakai dana itu sesukanya. Risiko terhadap aset milik pengguna Binance pun muncul akibat praktik ini.
Di satu sisi, Binance menyatakan akan melawan gugatan SEC di pengadilan secara mati-matian. “Semua aset pengguna di Binance dan afiliasi Binance, termasuk Binance.US, aman,” tulis pernyataan Binance.
Menurut SEC, aliran dana ke Merit Peak terjadi selama periode 2019-2021 dari Key Vision Development Ltd., yang dikendalikan oleh Zhao. Aset senilai USD11 miliar yang dikirim dari Key Vision adalah bagian dari aset USD 22 miliar milik Binance dan afiliasi Binance.
Laporan Reuters sebelumnya menunjukkan bahwa Key Vision, Merit Peak, dan perusahaan induk Binance di Cayman Island, adalah inti dari jaringan bursa kripto Binance.
SEC melaporkan bila pengakuan Merit Peak, bahwa pihaknya menggunakan uang pribadi Zhao dalam bertransaksi tidaklah benar. Diketahui, Merit Peak juga memakai situs Binance.com dan Binance.US dalam bertransaksi.
Sigma Chain sendiri menerima hampir USD500 juta dari Binance dan BAM Trading. Lalu, sekitar USD15 juta didapat dari Key Vision.
Surat gugatan SEC itu turut menjelaskan bagaimana modus Binance dan Zhao dalam memindahkan miliaran dolar AS dari dalam AS ke luar AS. Aliran uang itu juga diketahui masuk ke rekening pribadi Zhao. Selama 2022, akun yang dimiliki perusahaan, Swipewallet, mengirim USD1,5 miliar dalam bentuk forex ke rekening di luar negeri.
Binance diketahui mengakuisisi Swipe, platform dompet digital dan kartu debit pada 2020. Setelah diakuisisi Binance, Swipe terpantau tak lagi aktif berpromosi di media sosial.
Dan salah satu aliran uang yang paling mencurigakan adalah transfer aset senilai USD840 juta pada 1 Januari 2023 ke delapan perusahaan milik Binance dan Zhao. Hampir bersamaan dengan tindakan itu, uang senilai USD899 juta ditarik dari rekening-rekening itu, yang mana di akhir Maret, sudah tidak ditemukan dana tersisa di seluruh rekening yang ada. SW