Momen Galungan, Penyatuan Kekuatan Rohani dan Dharma Musibah Membawa Berkah

SEJARAH HARI RAYA GALUNGAN DAN TRAGEDI MAYADENAWA

Bagaikan pepatah yang mengatakan diatas langit masih ada langit dimana Mayadenawa  melupakan philosofi kehidupan orang Bali dengan lagu rakyat tanpa diketahui siapa pengarangnya namun kaya pesan moral yang syairnya berisikan antara lain “de ngaden awak bisa depang anake ngadanin dstnya”.

Maka tersebutlah di Pura Besakih ada seorangpemangkunya pendeta bernama Sangkul Putih atau Mpu Sangkul Putih merasa terenyuh dan sedih melihat kondisi Bali seperti itu dimana pura dihancurkan, rakyat yang menderita ketakutan dan sengsara lahir batin.

Kemudian Mpu Sangkul Putih melakukan meditasi atau tapa yoga di Pura Besakih untuk mohon petunjuk dari para Dewa dimana Dewa Mahadewa memberikan petunjuk agar Mpu Sangkul Putih pergi ke Jambu Dwipa (India) meminta bantuan.

Bantuan tiba tidak saja dari India namunjuga datang dari kahyangan dipimpin Dewa Indra untuk menghancurkan keangkara murkaan Mayadenawa dan pasukannya.

Terjadi  pertempuran yang maha dahsyat hyang memakan korban besar dikedua belah pihak.

Mayadenawa merasa terdesak  terus  berubah rubah wujud berjalan mengendap ngendap dengan cara memiringkan menggunakan sisi tapak kakinya sehingga tempat tersebut hingga kini dikenal dengan nama Tampak Siring yang saat ini ada diwilayah tersebut sebuah istana Negara yang dibangun Bung Karno tahun 1957 dengan nama Istana Tampak Siring.

Mayadenawa menebar racun di mata air yang ada disana, dan  pagi harinya banyak pasukan Dewa Indra yang keracunan. Mengetahui hal tersebut dengan kesaktiannya Dewa Indra menciptakan sumber air baru yang mampu menyembuhkan pasukan kahyangan yang keracunan.

Sumber air tersebut sangat banyak dan ramai dikunjungi tidak saja tamu domestic juga tamu wisatawan mancanegara untuk mandi melukat membersihhkan diri dari segala mala atau kekotoran agar sehat secara jasmani dan rohani serta dipercaya akan membawa kehidupan yang menyehatkan, mensukses kan, mensejahterakan dan membahagiakan. Sumber air tersebut yang terletak tidak jauh dari Istana Negara Tampak Siring dikenal dengan nama Tirta Empul sedangkan tempat mengalirnya air dari Tirta Empul tersebut dinamakan tukad atau sungai Pakerisan.

Baca Juga...
You might also like
Komentar Pembaca

Your email address will not be published.